Hijrah Vokalis Band Metal, Susah Beli Susu Anak Kini Pengusaha Sukses

Mantan vokalis band metal Purgatory, Ahmad Zarkasyi atau Abu Taqo.
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Mantan vokalis band metal Purgatory, Ahmad Zarkasyi atau yang lebih dikenal dengan Madmor, memutuskan untuk hijrah saat berada di puncak karier. Meski lagu-lagu yang dibawakan band tersebut bertema religi, namun Madmor justru merasa dirinya tidak tahu apa-apa mengenai Islam. 

Pesan Anak Negeri, Lagu Perdana Kuki Nabilla yang Menyentuh Hati

Hingga akhirnya pria yang kini berganti nama menjadi Abu Taqo itu merasakan kegelisahan dan kegalauan dalam hatinya. Dia merasa harus berdakwah lewat lagu-lagu yang dibawakan, padahal sesungguhnya dia mengaku tidak memiliki ilmu apa pun. 

"Allah kasih taufik gue gini, di saat mereka mengemas musiknya secara Islami, kemudian aplikasi kehidupan mereka juga Islami, taat, ngaji bareng, kok gue ngerasa ketinggalan. Kok gue bodoh ya, mereka banyak tau gue gak," ungkapnya berbicara di Youtube kasisolusi, dikutip VIVA, Senin 17 Januari 2022. 

Pesona Icha Yang di Malam Spesial, Lagu Mandarin Jadi Sorotan

"Gue waktu itu ngeliat, gue tau makan pake tangan kanan dari mereka bukan dari dalil. Terus gue sekarang seolah-olah harus berdakwah di band ini. Kan gue ngerasa gue gak punya ilmu saat itu. Kok gue ini bodoh, gue gelisahnya di situ," tambah dia. 

Dari situ, Abu Taqo ingin belajar. Satu hal lagi yang menginspirasi dia adalah sang adik yang telah berhijrah lebih dahulu. Padahal, dulu sang adik dianggap bajingan hingga pernah dua kali masuk penjara.

Hadirkan Hingga 450 Performer, Pentas Drama Musikal Ebenezer Sukses Digelar

Mantan vokalis band metal Purgatory, Ahmad Zarkasyi atau Abu Taqo.

Photo :
  • Youtube

Hingga akhirnya yang membuatnya mantap berhijrah ketika Abu Taqo bertemu dengan beberapa teman band SMA-nya yang juga telah hijrah dan memutuskan untuk berjualan gorengan hingga baju. Saat bertemu, Abu bahkan menertawakan mereka karena profesinya. 

"Sampai salah satu temen gue bilang, Mor nih dalil musik (haram). Oh, iya. Karena gue orangnya menerima apa yang disampaikan secara baik kemudian itu tentang agama gue terima. Cuma gue belum kepikiran buat ninggalin musik, cuma pengen jadi manusia yang deket sama agama aja," kata dia. 

Enam bulan berselang, Madmor baru mantap untuk berhijrah. Setelah keluar dari band-nya, Abu Taqo sempat bekerja selama 2 tahun di rumah sakit internasional yang juga melayani operasi plastik. Merasa tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, dia memutuskan untuk mengundurkan diri. 

Dari situlah, dia mengalami keterpurukan ekonomi. Abu mengaku titik nolnya bermula dari situ. Jangankan untuk membeli susu anak, uang Rp1000 perak pun dia tak punya.

"Sampe gue gak punya uang buat beli susu anak. Ampe itu Rp1000 perak, gak ada. Yang biasanya kalau gajian dikasih susu paling mahal, ini gak ada. Apa aja yang bisa kita jual, apa yang bisa buat gue survive. Waktu itu gue jual gorengan. Jadi saat gue resign gue gak punya tabungan atau kemampuan buat bikin usaha apa, gak. Terjun bebas gue," tuturnya. 

Dari proses menjual gorengan hingga jus, dari mulai penghasilannya cuma Rp20 ribu dan hanya mampu membeli susu sachet untuk anak, dia menekuni bisnis tersebut hingga secara bertahap penghasilannya terus bertambah. 

Di saat yang sama, Abu juga menjadi panitia kajian rutin. Di situ, dia bertugas untuk menyediakan makanan berbuka setiap bulan Ramadhan. Berawal dari dana yang tidak mencukupi, Abu Taqo akhirnya belajar memasak sendiri. 

Dari situlah cikal bakal dia mampu membuka bisnis katering hingga pernah menyediakan katering untuk Rumah Sakit Wisma Atlet. Kini, dia merupakan founder Abu Taqo Kebuli, yang menjual hewan kurban, hewan untuk aqiqah, nasi kebuli dan biryani, hingga berbagai olahan kambing. 

Yang tidak kalah menarik adalah, ketika Abu Taqo memutuskan untuk hijrah, dia menghancurkan seluruh alat musik yang dimilikinya. Sebagian ada yang dibakar, namun sebagiannya lagi ada yang dia gunakan sebagai talenan hingga meja. 

"Gue saat itu mencari tahu hukumnya boleh gak gue jual (alat musik). Ternyata kan gak boleh, uangnya juga hasil dari penjualan barang haram kan. Kalau dihibahkan ke orang lain juga gak boleh, ya udah akhirnya gue ancurin, gue bakar," ucapnya. 

"Ini akhirnya jadi perhatian temen-temen lain. Ternyata orang-orang yang kaya gue (hijrah) itu banyak. Musisi yang ninggalin musik dan hijrah itu banyak. Mereka nelpon gue. 'Gue juga punya gitar, drum.' Mereka gak tega buat ngancurin dikirim ke gue dan gue ancurin di rumah. Ada yang gue jadiin talenan (body gitar) ada yang dijadiin meja," kenang Abu Taqo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya