Takut Anaknya Masuk Neraka, Ibu Tentang Casky Jadi Mualaf

Casky, bule mualaf asal Amerika Serikat.
Sumber :
  • YouTube Osmanli Media

VIVA – Casky, seorang pemuda asal Amerika Serikat mengaku senang karena telah memeluk Islam. Namun, dia juga merasa sedih mengetahui respons sang ibu ketika tahu dirinya menjadi mualaf.

Jadi Mualaf, Wanita Muda Ini Sibuk Hafalan Sholat dan Tidak Sempat untuk Galau

Meski bule tersebut berasal dari keluarga yang tidak religius, namun sang ibu tetap menentang keputusannya untuk memeluk Islam. Ibunya mengatakan, dia tidak ingin anaknya masuk neraka karena memeluk Islam.

"Ini adalah hal tersulit. Ibu memang menerimanya dengan baik, dia cuma agak sedih karena dia Kristen dan berpikir saya tidak akan masuk surga," ujarnya bercerita di akun TikTok @cayski yang diunggah ulang di Youtube Osmanli Media, dikutip VIVA, Rabu, 12 Januari 2022.

Respons Deddy Corbuzier saat Disinggung soal Penyesalan Mualaf usai Gus Miftah Olok-olok Sunhaji

Lebih lanjut, Casky mengutarakan alasannya mengapa keluar dari agamanya yang dulu.

"Karena saya memandang trinitas sebagai poleteisme dan konsep penebusan dosa tidak masuk akal bagi saya. Doakanlah agar hati ibu saya terbuka dan bisa menerima alasan saya. Dan semoga ini tidak terlalu melukai hatinya," kata dia.

Kisah Mualaf Clara Shinta, Selebgram yang Kini Viral karena Diduga Penyebar Pertama Video Gus Miftah Hina Penjual Es Teh

Ilustrasi Ramadhan/berdoa.

Photo :
  • Freepik/jcomp

Pria itu berharap agar beban sang ibu diringankan dan bisa terbuka dengan Islam. Sehingga perjalanan hijrahnya bisa menjadi lebih mudah. Menceritakan prosesnya sebelum menjadi mualaf, Casky mengaku berasal dari keluarga Katolik yang tidak begitu taat.

"Kami pergi ke gereja pada saat libur saja dan itu seperti paksaan bagi saya. Saya tidak suka mengakui dosa saya pada pendeta karena saya bisa bicara (berdoa) langsung pada Tuhan sendiri," tuturnya.

"Saya tidak suka dengan api penyucian dan konsep keselamatan ketika Yesus mati demi menebus dosa saya. Saya tidak suka sejarahnya dan bagaimana konsep ini bertahan selama bertahun-tahun. Jadi intinya saya ragu dan berdoa pada Tuhan," sambung dia.

Meski Casky mengatakan tidak tahu aturan yang harus diikuti, namun dia mengakui dan percaya kalau Tuhan itu ada sehingga dia ingin mengikuti jalan yang benar. Hingga akhirnya, Casky terus mengalami keraguan dengan agama yang dianutnya dulu. 

Ilustrasi masjid.

Photo :
  • Freepik/wirestock

"Saya baca Alkitab secara keseluruhan dan harus saya akui Bibel telah diterjemahkan berkali-kali selama bertahun-tahun oleh para penguasa. Dan ketika itu terjadi, agenda bisa disusupkan. Jadi saya tidak tahu mana yang nyata dan tidak," pungkasnya. 

Casky mengatakan, dirinya tidak tahu apa yang harus diikuti. Namun, dia percaya bahwa Tuhan akan menuntun dirinya ke tempat yang semestinya. Sejak saat itu, Casky memutuskan untuk berhenti makan babi dan minuman keras, yang tanpa disadari, hal itu merupakan perilaku seorang Muslim. 

ilustrasi sholat

Photo :
  • pixabay.com

"Saya akhirnya mengobrol dengan kenalan Muslim dan mereka menjelaskan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dan segala hal yang saya lakukan selama ini adalah gaya hidup Islami, hanya saja saya tidak menyadarinya," imbuhnya. 

Begitu Casky memutuskan untuk mulai membaca Alquran dan mendalaminya, dia melihat ajaran Islam sejalan dengan pemikirannya. Termasuk konsep keselamatan dalam Islam, dianggap benar-benar cocok dengan mindset yang telah dia bangun selama bertahun-tahun. 

"Jadi, saya serasa menemukan rumah sendiri. Dan dari situlah saya mulai mencoba membangun fondasi serta ke arah mana saya akan tuju ke depannya," ungkap Casky.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya