Terompet Unik dari Daun Janur, Cara Warga Banyumas Sambut Tahun Baru

Terompet janur yang bernama tuturutu.
Sumber :
  • tvOne/Sonik Jatmiko

VIVA – Terompet untuk merayakan pergantian tahun 2022, tidak harus dengan membeli. Seperti warga dan anak-anak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Mereka membuat sendiri terompet secara tradisional yang terbuat dari sedotan dan daun janur kelapa.

5 Rekomendasi Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Lagi Banyak Promo Akhir Tahun Nih!

Terompet janur yang bernama tuturutu ini, tak kalah suaranya dengan terompet yang dijual di pasaran. 

Bahan untuk membuat tuturutu mudah didapat dan melimpah di Desa Karanglo, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Hanya daun janur dari pohon kelapa dan sedotan. 

Tahun 2025 Genap 50 Tahun, Ini yang Bakal Dilakukan Kris Dayanti

"Kita juga kasih sedikit hiasan nantinya biar mirip terompet tahun baru yang di pasaran. Hiasnya pake kertas berwarna," ujar Tarsih, warga Karanglo, Kamis, 30 Desember 2021.

Proses pembuatan terompet sangatlah mudah. Tarsih menjelaskan, sedotan dipotong dengan ukuran sekitar lima centimeter. Potongan sedotan tersebut lalu dicoba ditiup, sebelum dipasang.

Erick Thohir Diperintah Prabowo Pastikan Harga Tiket Pesawat Turun 10 Persen saat Nataru

Jika menghasilkan suara yang bagus, nyaring dan panjang, daun janur kelapa muda kemudian dililit pada sedotan. Untuk menghasilkan suara yang diinginkan, satu terompet dibutuhkan 15 sampai 20 daun janur. 

Terompet janur yang bernama tuturutu.

Photo :
  • tvOne/Sonik Jatmiko

"Makin banyak lilitan, ukuran makin besar. Nada suara yang dihasilkan lebih rendah. Kalau cuman beberapa lilitan, ukuran kecil dan nada yg dihasilkan tinggi," jelasnya. 

Satu tuturutu hanya dibutuhkan waktu 15 menit untuk membuat. Proses yang harus teliti adalah pada saat melilit di bagian ujung. Harus benar-benar kuat agar tidak terlepas. 

Bagi anak-anak, merayakan pergantian tahun tak harus membeli terompet yang dijual di jalan-jalan dengan harga yang cukup mahal. Selain mengajarkan kesederhanaan, dengan tuturutu, anak dilatih untuk kreatif sekaligus merangsang perkembangan motorik saat membuat sendiri terompetnya. 

Dengan membuat sendiri terompet juga lebih terjamin higinis. Bukan tak mungkin, terompet yang dijual sempat dicoba dengan cara ditiup. 

"Seru, asyik. Awalnya susah karena pas harus melilit janur. Tapi setelah bikin dua buah, lancar," ujar Seva Kirana, yang ikut dalam proses pembuatan tuturutu. 

Terompet identik dengan malam pergantian tahun. Di sepanjang jalan selalu bermunculan pedagang terompet tiban, beberapa hari menjelang malam pergantian tahun. 

Laporan: tvOne/Sonik Jatmiko

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya