9 Upacara Pemakaman di Indonesia yang Bikin Takjub, No 5 Ekstrem

Upacara Ngaben Kerajaan Denpasar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Upacara pemakaman di Indonesia bisa dikatakan cukup banyak karena memiliki berbagai suku, budaya, bahasa, sampai adat istiadat. Bukan hanya dikenal memiliki kuliner khas daerah atau pemandangannya yang sangat indah, upacara tradisional di beberapa daerah di Nusantara pun sangat menarik untuk disimak. Layaknya upacara pernikahan atau menyambut kelahiran anak, upacara pemakaman pun dilaksanakan secara khidmat. Nah, menyadur dari berbagai sumber berikut adalah upacara pemakaman di Indonesia.

Lalu, Apa Saja Upacara Pemakaman di Indonesia?

1. Rambu Solo, Tana Toraja

Upacara Rambu Solok di Tana Toraja.

Photo :
  • U-Report

Bila tidak menggelar upacara pemakaman Rambu Solo, masyarakat yang mendiami Toraja mempercayai bahwa arwah orang yang telah meninggal akan memberikan kemalangan untuk keluarga yang ditinggalkan. Upacara adat kematian Suku Toraja tersebut dipercaya sebagai penyempurna kematian seseorang. Rambu Solo digelar sebagai bentuk penghormatan dan juga untuk menghantarkan arwah orang yang telah meninggal dunia menuju alam ruh.

Upacara ini mempunyai berbabagi persyaratan yang mesti dipenuhi oleh keluarga yang ditinggalkan. Mulai dari hewan kurban yang berbentuk babi atau kerbau. Sebab, kedua hewan tersebut menurut kepercayaan masyarakat Toraja adalah hewan suci yang bisa menghantarkan arwah ke Puya atau surga. Jenis kerbau yang harus dikurbankan adalah tedong bonga atau kerbau bule/belang (albino) yang dikenal dengan sebutan kerbau lumpur. Kerbau ini biasnaya dijual dengan harga mencapai 20-50 juta rupiah. Tapi, ada pula kerbau yang dijual dengan harga mencapai Rp600 juta.

Selain itu, tingkatan strata sosial keluarga yang ditinggalkan juga menjadi salah satu tolak ukur jumlah kerbau yang mesti dikurbankan. Contohnya, 8-10 ekor kerbau dan 30-50 ekor babi untuk strata sosial menengan dan 25-45 ekor kerbau untuk masyarakat kalangan bangsawan. Tak heran bila biaya yang dikeluarkan juga sangat banyak.

2. Trunyan

Pemkaman desa trunyan

Photo :
  • U-Report

Provinsi Bali memang dikenal dengan banyaknya ritual dan tradisi yang unik serta menarik, salah satunya adalah Pemakaman Trunyan. Pemakaman ini dikenal begitu unuk lantaran di tempat tersebut jenazah yang sudah meninggal dunia tidak dikubur dalam tanah seperti jenazah pada umumnya.

Pada upacara pemakaman Trunyan, jenazah yang telah meninggal dunia akan disimpan di atas tanah. Jenazah tersebut hanya ditutupi dengan anyaman bambu supaya tidak terlihat dari luar. Uniknya, walau jenazah disimpan di atas tanah, tapi bau busuk tidak timbul. Hal ini karena pohon yang berada di sekitarnya dapat menyerap bau busuk tersebut.

3. Tiwah

Suku Dayak.

Photo :
  • U-Report

Tiwah adalah salah satu upacara pemakaman yang dilakukan di Suku Dayak, Kalimantan Tengah. Pemakaman ini akan dilaksanakan usai jenazah dikubur selama beberapa tahun sampai meninggalkan tulang belulang saja. Upacara ini dilaksanakan untuk menyempurnakan jenazah dalam upacara terakhir supaya keteriukatan dengan dunia nyata dapat segera dilepaskan.

4. Sirang-Sirang

Rumah adat Batak Karo di desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

Photo :
  • Antara/ Septianda Perdana

Sirang-sirang merupakan salah satu upacara pemakaman yang terdapat di Sumatera Utara, khususnya daerah Batak Karo. Usai pengaruh agama Hindu yang masih melekat, masyarakat Batak Sembiring melaksanakan upacara pembakaran jenazah dengan cukup besar.

Konon katanya, jenazah akan dibakar di dekat sungai dan jenazah yang telah menjadi abu akan diambil oleh beberapa orang lalu dilarungkan ke aliran sungai. Sebelum itu, orang yang melarungkan abu jenazah perlu mandi dengan bersih supaya tidak kena sial atau diikuti oleh jasad yang dibakar.

5. Pembakaran Jenazah dan Potong Jari

Tradisi potong jari Suku Dani di Papua.

Photo :
  • U-Report

Suku Dani yang mendiami lembah Baliem, Papua memang mempunyai banyak sekali tradisi unik, salah satunya adalah urusan kematian. Tradisi yang dilakukan oleh suku tersebut ketika kematian seseorang yaitu harus memotong ruas jari.

Tradisi ini memang dikatakan ekstrem. Akan tetapi berdasarkan keyakinan mereka memotong jari adalah simbol ungkapan rasa sakit dan sedih. Usai pemotongan jari, mereka akan mandi di lumpur dan mengelilingi jenazah yang akan dibakar dengan menangis.

6. Ngaben

Ngaben, tradisi membakar mayat.

Photo :
  • U-Report

Ngaben adalah salah satu upacara pembakaran jenazah atau kremasi untuk umat Hindu yang ada di Bali. Bukan hanya jenazah, benda-benda lain seperti patung, bunga, dan beberapa persembahan lainnya juga akan dibakar dalam upacara Ngaben.

Ngaben dipercaya sebagai simbol keikhlasan keluarga untuk melepas kepergian dari anggota keluarganya. Upacara Ngaben juga bisa diartikan menjadi melepas ruh dari duniawi dan mengembalikannya kepada unsur dari Panca Maha Butha kea lam semesta.

7. Marapu

Marapu adalah upacara pemakaman yang berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTB). Umumnya upacara ini dilaksanakan dengan cara menyembelih hewan ternak yang menjadi jamuan untuk dihidangkan kepada tamu yang datang.

Pengurus Ponpes di Langkat Dibakar Santri, Motifnya Sakit Hati

Kepercayaan untuk masyarakat Sumba yang tak menggelar upacara pemakaman akan membuat keluarga menjadi sial. Umumnya jenazah orang yang sudah meninggal akan dimasukkan ke dalam kubur supaya segera menyatu dengan para leluhurnya di Surga.

8. Kuburan Bayi di Pohon

Sambil Gemetar, Ikang Fawzi: Marissa I Love You, Tapi Aku Harus Ikhlaskanmu

Pohon kuburan bayi di Tana Toraja.

Photo :
  • U-Report

Tradisi mengubur bayi di pohon Tarra masih sering dilakukan oleh masyarakat di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Pohon Tarra tersebut berada di wilayah Kambira, Tana Toraja. Masyarakat setempat meyakini bahwa bayi yang meninggal dan mempunyai gigi akan dimasukkan ke dalam pohon yang penuh getah.

Sambil Menangis di Atas Pusara Marissa Haque, Ikang Fawzi: Beruntungnya Aku Jadi Suamimu

Upacara pemakaman ini kerap dikatakan sebagai Passiliran yang dilakukan secara sederhana. Akan tetapi berbeda dengan adat upacara di Rambu Solo. Pohon ini sengaja dipilih lantaran mempunyai getah yang banyak. Getah tersebut diibaratkan sebagai air susu dan ruangannya sebagai rahim. Pemakaman ini diyakini bahwa bayi tersebut akan terlahir kembali di rahim ibu yang sama.

9. Mumifikasi

Ilustrasi mumifikasi

Photo :
  • http://cutpen.com

Suku Asmat yang mendiami salah satu daerah di Papua juga mempunyai upacara pemakaman yang unik. Untuk mereka yang mempunyai kedudukan tertinggi, seperti kepala suku atau panglima perang, akan dimakamkan seperti mumi.

Tubuh mereka akan diolesi dengan zat-zat tertentu lalu diletakkan di atas perapian sampai terkena asap secara perlahan-lahan. Akan tetapi, sesudah beberapa tahun, mayat akan ditempatkan dalam keadaan duduk dan berubah warna menjadi hitam kemudian disimpan di rumah pria. Mayat akan dikeluarkan bila ada tamu yang datang.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya