Putus Mata Rantai COVID-19, Pasar dan Tempat Pariwisata Lakukan Ini
- Freepik/pikisuperstar
VIVA – Pandemi COVID-19 masih belum usai. Berbagai cara dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Protokiol kesehatan dengan 5 M dan vaksinasi masih gencar dilakukan. Selain itu, ada beberapa langkah yang dilakukan berbagai pihak guna memutus mata rantai COVID-19.
Salah satu tempat yang perlu diperhatikan adalah keramaian, pasar tradisional misalnya. Pasar tradisional, merupakan wadah kegiatan masyarakat dalam melakukan perdagangan yang juga merupakan fondasi dasar perekonomian suatu wilayah, di sana para petani/nelayan melakukan jual beli hasil bumi secara langsung.
Selain itu, ada tempat pariwisata. Industri pariwisata adalah salah satu yang paling terpukul akibat pandemi COVID-19. Penurunan wisatawan mancanegara mencapai 75 persen dan wisatawan nusantara sekitar 30 persen menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Perlahan setelah penurunan kasus positif mulai stabil, industri pariwisata kembali menggeliat. Kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik menjadi kunci utama bagi pelaku pariwisata agar dapat bertahan di tengah pandemi.
Untuk itu, kedua tempat itu akan berupaya maksimal untuk memutus penyebaran COVID-19. Dari cara yang ditempuh, baru-baru ini mereka akan mengembangkan parkir digital.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini terdapat 16.235 pasar tradisonal dengan 2,8 juta pedagang dan tercatat baru 475 pasar yang sudah mengakses layanan digital (yaitu minimal setiap pasar mengakses satu di antara layanan e-commerce, e-retribusi, QRIS, dan lainnya). Selain itu, upaya inovasi yang dilakukan adalah digitalisasi pariwisata dengan memperluas penerapan tiket elektronik atau e-ticketing pada objek-objek wisata.
Maka PT Mitra Transaksi Indonesia (Yokke) bekerja sama dengan PT Mitra Kasih Perkasa (MKP) melakukan penandatanganan kerjasama digitalisasi dan penerapan tiket elektronik. Kerjasama ini membidik segmen Pariwisata, Parkir, & Pasar Tradisional dalam rangka mendukung Gerakan Non-Tunai yang dicanangkan pemerintah.
"Dengan adanya digitalisasi dan penerapan tiket elektronik di berbagai sektor ini, sangat membantu masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran, karena tidak ada alasan lagi orang tidak jadi mengunjungi suatu lokasi karena tidak membawa kurang cash, digitalisasi payment sistem ini sudah mampu menerima pembayaran menggunakan kartu debit, kartu kredit, kartu prabayar (prepaid) dan juga QRIS," kata CEO MKP, Nicholas Anggada.
"Selain itu juga bagi pengelola, akan sangat amat terbantu dengan adanya infrastruktur digital yang sangat mudah digunakan," sambungnya.