Dimaki sampai Dicap Teroris, 4 Bule Cantik Ungkap Kisah Jadi Mualaf
- Tangkapan layar
VIVA – Deret mualaf dunia kali ini menyajikan beragam cerita oleh para perempuan asal benua Eropa. Cantik, ramah, dan tulus, rupanya para bule yang berbondong-bondong menjadi mualaf itu memiliki pengalaman spiritual yang berliku. Apa saja?
Tampak jelas kebahagiaan dan rasa puas di wajah-wajah para Mualaf ini, semakin menegaskan bahwa Islam merupakan agama yang haq. Meski begitu, pengalaman pahit saat menghadapi orang di sekitar ketika mereka masuk Islam, justru meneguhkan hati mereka.
Berikut ini deret kisah spiritual para bule cantik yang memutuskan jadi mualaf, dikutip dari kanal Youtube Barat Bersyahadat.
1. Dibenci Ayah Karena Jadi Mualaf
Seorang bule Eropa mengatakan, ayahnya menebarkan kebencian usai dirinya memutuskan masuk Islam. Ia dicemooh gila dan dianggap memiliki masalah kejiwaan lantaran memilih Islam.
"Saya mendapatkan teks mengerikan dari ayah. Anda tahu, dia berucap bahwa kamu gila, kamu tidak sehat secara mental karena percaya pada islam. Bagaimana kamu percaya bahwa ada seseorang di langit dan dan bahwa kamu tahu begitu banyak hal gila itu," kenangnya.
Ia pun memilih mundur dan tak lagi membahas soal Islam. Meski tetap meyakini Islam, bule itu merasa bahwa ia harus mengalah dahulu sehingga sang ayah dapat menerimanya. Selang 11 bulan, keyakinannya pada Islam makin menguat disertai pesan dari sang ayah yang mengatakan bangga akan pilihannya memeluk Islam.
"Saya berpikir tentang sepanjang waktu ini, saya hanya menangis dan menangis tapi Anda hanya mencoba dan hanya bergerak dan itu sulit tapi ayahku bangga dan menyukaiku," bebernya.
2. Masuk Islam Dikira Jadi Teroris
Sama halnya dengan bule ini yang merasakan beban berat dari reaksi orangtuanya ketika ia memilih Islam sebagai agamanya. Terlebih, orang di sekitarnya memandang muslim sebagai teroris seperti di televisi.
"Misalnya ketika saya memberi tahu ayah saya, pertanyaan pertama yang dia tanyakan kepada saya adalah apakah Anda ingin menjadi teroris. Orang-orang juga bertanya kepada saya, apakah saya pindah agama untuk seorang pria muslim, jawabannya tidak," jelasnya.
"Satu-satunya hal yang ibu saya tanyakan adalah mengapa kamu masuk islam. Saya mengatakan kepadanya dan semuanya baik-baik saja," terangnya.
Sang ayah yang tadinya menyangka ia sebagai teroris, justru membuka hati dengan membelikan makanan dan sikap baik lainnnya. Terlebih, bule ini menegaskan tak ada kaitan antara etnis dan agama yang diyakini.
"Tidak harus dari etnis tertentu untuk menjadi muslim. Misalnya orang tampaknya berpikir bahwa Anda harus menjadi arab untuk menjadi muslim. Jadi izinkan saya memperjelas ini bahwa islam adalah agama bukan etnis," tegasnya.
3. Alasan Memakai Hijab
Dengan bangga, seorang bule memamerkan tampilannya yang memakai hijab. Sejalan dengan itu, ia menuturkan lima alasan memakai hijab membuat hidup lebih baik.
"Pertama, saya jadi mengingat banyak hal. Ketika saya mengenakan jilbab setiap keputusan kecil yang saya buat itu membantu saya mengingat banyak hal," jelasnya.
"Dua, jika saya melihat saudara perempuan muslim maka kami menjadi akrab. Tiga, pria lebih menghormati saya ketika saya keluar rumah," bebernya.
"Empat, saya tidak terlalu khawatir, Â saya tidak khawatir tentang terlihat gemuk dalam pakaian karena saya berpakaian sopan dan lima lebih mudah untuk berdoa ketika Anda sudah berpakaian sederhana dan Anda sudah memiliki jilbab. jadi ini adalah lima alasan saya mengapa hidup lebih baik sebagai hijabi," kata dia.
4. Bukti Keberadaan Allah SWT
Seorang bule mualaf yang satu ini menegaskan keyakinannya pada Islam lantaran percaya pada keberadaan Allah SWT. Hal itu ditunjukkan melalui ayat-ayat Quran yang menjelaskan dengan baik proses penciptaan manusia dari segumpal darah hingga menjadi tubuh yang utuh.
"Jadi bagaimana kami diciptakan, lihatlah ayat Quran yang kuat ini di mana kami diciptakan dari tidak ada dengan baik, ini jelas tidak mungkin. Karena tidak ada yang tidak dapat menciptakan apa pun bagi Allah SWT," jelasnya.
Menurutnya, ayat di Quran banyak menjabarkan akan proses penciptaan alam semesta juga yang dinilai tak logis bagi manusia namun memungkinkan bagi Allah SWT karena sebagai Pencipta dunia. Lebih dalam, bule ini juga menunjukkan bahwa Tuhan Pencipta Alam Semesta adalah Allah dan tak beranak.
"Oleh karena itu, menurut definisi makhluk ini (manusia yang disebut Tuhan) tidak bisa menjadi Tuhan. Jadi Tuhan pasti tidak diciptakan. Dan karena dia menciptakan waktu, dia tidak dapat dibatasi pada hukum ini yang ada di alam semesta, yang juga dia ciptakan, menjadikan keberadaan abadinya dan satu-satunya," pungkasnya.