Bule Jadi Mualaf Usai Kepincut Kekayaan Orang Arab Saudi

Antony Waclaw Gavin Green
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Antony Waclaw Gavin Green sejak kecil selalu mempertanyakan agamanya. Semakin tumbuh dewasa semakin banyak pertanyaan yang ia miliki, hingga suatu hari ia memutuskan untuk lupakan agama tujuan hidupnya untuk mencari uang. Ia berpikir bahwa kekayaan pangkal kebahagiaan. Ia pun melakukan penelitian agar bisa kaya namun tanpa kerja keras. Inilah awal mula ia menemukan Islam. Seperti apa lika liku perjalanannya menemukan Islam dalam pengalaman spiritualnya?

Terpopuler: Ramalan Zodiak Leo, Apa Itu Microsleep?

Antony lahir di Tanzania, Darussalam. Ayahnya adalah seorang administrator kolonial di kerajaan Inggris terdahulu. Ibunya adalah orang Polandia dan seorang Katolik Roma sehingga Antony dibesarkan sebagai Katolik yang baik.

"Sejak kami (antony dan saudaranya) lahir, kami terdaftar di sekolah asrama Katolik Roma yang sangat terkenal. Sebenarnya itu adalah sekolah asrama biara yang berarti itu juga sebuah biara tempat para biarawan tinggal dan mengajar. Tempat ini disebut sekolah," jelasnya, dalam kanal youtube Renung Kalbu.

Menyentuh! Kisah Mualaf Davina Karamoy, Pemeran Rani dalam Sinetron Ipar Adalah Maut

Ilustrasi berdoa di gereja

Photo :
  • Pixabay/ Hamsan

Di usianya yang baru dua tahun, Antony dan keluarganya pindah meninggalkan Darussalam. Ia dan saudara laki-lakinya pun masuk di sekolah agama Katolik. Antony kecil kerap mendengar sebuah doa yang diucapkan di sekolah maupun oleh ibunya, di mana tersirat bahwa konsep trinitas pada Tuhan.

Kisah Mualaf Sensei Sugimoto, Masuk Islam Karena Cerita Tentang Akhirat Dalam Al-Quran

"Aku berkata pada diriku sendiri, bagaimana Tuhan bisa memiliki ibu. Tuhan seharusnya tanpa awal dan tanpa akhir. Bagaimana Tuhan bisa memiliki ibu. Jadi aku duduk di sana memikirkan ibu Tuhan ini dan saya memutuskan untuk diri saya sendiri bahwa jika Mary adalah ibu dari Tuhan, dia pasti Tuhan yang lebih besar dari Tuhan," kenang Antony.

Antony juga kerap mempertanyakan momen pengakuan dosa dalam agamanya yang menurutnya tak masuk akal. Beranjak remaja, Antony mulai mengembangkan banyak pertanyaan dalam dirinya mengenai agamanya yang mulai diragukan. Namun, belum sampai menemukan jawabannya, Antony ditinggal oleh ayahnya yang pindah bekerja ke Mesir.

Antony yang sendiri di asrama Katolik, mulai merasakan hal yang tidak rasional dalam agamanya. Ia bahkan berpikir bagaimana asal mula manusia dan apa tujuan hidup yang tak ia temukan di agamanya. Beruntung, Antony mulai mendapat pencerahan dengan berpikir untuk mengenal agama lain.

"Saya berpikir tentang tujuan hidup. Saya mulai berpikir saya mulai mencari, saya mulai mencari melalui agama lain. Anda tahu apa saja yang saya pikir dapat memberi saya wawasan dan pemahaman tentang apa tujuan hidup? Itu terjadi ketika saya 19 tahun setelah menghabiskan liburan di Mesir, saya memiliki percakapan tentang Islam," kenangnya.

Mengenal Islam

Percakapan yang berlangsung selama 40 menit itu membuahkan keraguan besar pada Antony akan agamanya. Ia semakin merasa bahwa agama yang ia peluk tak rasional dan mulai terbuka untuk mengenal Islam. Namun, Antony masih belum meyakini Islam sehingga ia justru terombang-ambing dalam keraguannya. Antony yang bingung akhirnya malah memilih minum alkohol dan merokok hingga mabuk.

"Tetapi itu adalah titik perubahan besar dalam hidup saya. Anda bisa mengatakan itu adalah pencerahan. Tidak seorang pun jika Anda sedang dalam perjalanan spiritual pencarian kebenaran, Anda tidak akan berpikir bermimpi melihat islam, tapi semuanya bertahap," imbuhnya.

Di usianya yang sudah 19 tahun, Antony menjadi bagian dari kelompok hippie. Ia sempat melupakan agama, melupakan spiritualitas, melupakan segalanya dan hanya berpatokan pada dunia. Di sini, Antony mulai fokus untuk mencari uang agar mendapat kebahagiaan yang tak dimilikinya saat mendalami agamanya.

"Bagaimana saya menghasilkan banyak uang dengan sedikit usaha karena siapa yang ingin bekerja keras, yang ingin menghabiskan seluruh waktu bekerja, Anda menginginkan uang dan kemudian Anda ingin menikmati uang itu. Jadi lebih sedikit bekerja lebih banyak uang, itulah yang kita butuhkan kenikmatan maksimal," tegasnya.

Awalnya, Antony berpatokan pada orang-orang Jepang. Namun, Antony merasa tak sesuai dengan cara kerja yang begitu keras. Lalu, Antony mulai melihat pada orang Arab Saudi yang bisa mendapat uang meski hanya bekerja santai. Di sini, Antony juga melihat Al-Quran yang selalu dipegang oleh orang Arab Saudi.

"Itulah yang memotivasi saya untuk pergi ke toko buku dan saya mengambil terjemahan Quran dan Anda tahu apa yang saya yakini harus seperti itu karena saya benar-benar hanya mendekati Quran karena penasaran untuk melihat apa yang dikatakannya," imbuhnya.

Membaca Alquran

Photo :
  • vstory

Usai membeli Al-Quran, Antony langsung membacanya ketika berada di kereta. Antony sendiri merupakan pembaca yang cukup baik dan cepat sehingga dengan mudah memahaminya. Dalam sekali membaca, Antony segera meyakini bahwa Al-Quran memang berasal dari Allah SWT.

"Saya berkata untuk saya sendiri jika saya pernah membaca buku yang dari Tuhan ini dia dan yang benar-benar bisa saya katakan adalah saat saya menyadari dan saya percaya bahwa Al-Quran itu dari Tuhan," jelasnya.

Antony lalu beranjak lagi ke toko buku dan menemukan dirinya berada di bagian mengenai Masjid dan Nabi Muhammad SAW serta tata cara shalat. Ia pun takjub dengan bacaan di buku-buku tersebut dan segera meyakini bahwa Tuhan hanya satu yakni Allah SWT.

"Aku percaya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah dan Muhammad adalah utusannya," terangnya.

Setelahnya, Antony lalu pergi ke masjid dan shalat. Orang muslim di sekelilingnya lantas mengajari Antony tata cara Shalat. Sepulangnya dari masjid, Antony merasakan perasaan luar biasa yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Di situ, Antony lantas segera menjadi mualaf dengan mengucap syahadat.

Meski Antony sempat kesulitan beradaptasi, bahkan nyaris keluar dari agama Islam, namun keteguhan dan keimanannya membawa Antony untuk kembali meyakini Islam. Kini, ia pun bangga dengan keyakinannya sebagai seorang muslim.

"Meskipun saat itu ketika saya masuk Islam, saya benar-benar membutuhkan waktu dua tahun lagi sebelum saya benar-benar dapat mulai berlatih dengan benar dan Anda tahu sebenarnya sangat sulit untuk melepaskan cara hidup saya yang lama. Itulah yang terjadi pada saya selama sekitar dua tahun tapi alhamdulillah, kamu tahu alhamdulillah saya kembali ke Islam," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya