Miris, 6 Kelakuan Oknum Warga +62 yang Makin Konservatif dan Radikal

Ilustrasi terkejut
Sumber :
  • Pixabay/ Zhumabaevna

VIVA – Ada beberapa kelakuan oknum warga +62 yang semakin ke sini semakin konservatif dan bahkan radikal. Bila ada sesuatu yang baru muncul, kerap dihubungkan dengan sesuatu yang berbau intoleransi. Lebih anehnya lagi, tidak ada angin dan tidak ada hujan, tiba-tiba tersinggung dan merasa dirinya menjadi orang yang paling benar.

Padahal, saat ini kehidupan manusia sudah semakin maju, tapi pemikiran dari oknum-oknum provokator ini membuat pemikirannya menjadi jauh ke belakang, terlebih untuk warga +62. Hal ini mungkin saja terlihat kocak tapi cukup menarik untuk diperbincangkan. Nah, berikut adalah ulasan mengenai kelakuan oknum warga +62 yang semakin konservatif dan radikal yang disadur dari berbagai sumber.

Lalu, Apa Saja Kelakuan Oknum Warga +62 yang Konservatif dan Radikal?

1. Indonesia Tanpa Pacaran

Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran

Photo :
  • Twitter @midiahn

Beberapa tahun belakangan, Tanah Air sempat digemparkan dengan adanya komunitas Indonesia Tanpa Pacaran dan menyuarakan bahwa pacarana adalah sesuatu yang haram. Hal ini tidak sepenuhnya salah, sebab seharusnya ada yang menyadarkan generasi muda dari rusaknya budaya berpacaran yang tidak didukung dengan komitmen, pendidikan, pendirian, sampai wawasan hidupnya. Jangan hanya menyalahkan budaya berpacaran dan nikah muda adalah solusinya.

Diibaratkan pisau bila dipegang oleh manusia yang memiliki hati baik, maka akan menjadi alat paling aman di dunia. Lain halnya bila pisau dipegang oleh manusia yang salah, maka pisau tersebut akan menjadi benda yang paling berbahaya di dunia. Begitu pula dengan pendirian seseorang, bila dipegang dengan benar, maka akan menghasilkan kebijakan dan bila dipegang oleh orang yang salah maka akan menjadi kemunafikan.

2. Hobi Bertanya Agama

macam-macam agama

Photo :

Bila kita mengecek melalui mesin pencari Google dengan keyword nama artis, yang paling pertama pasti tentang agama. Hal ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang membawa unsur SARA. Padahal, agama atau suku tersebut tidaklah penting, jika kamu dapat melaksanakan hal-hal baik bagi semua orang, bukan hanya tentang agama saja.

3. Desain Uang Rupiah

Cut Meutia.

Photo :
  • U-Report

Kini, cukup sulit untuk menemui uang kertas pecahan Rp1.000 dengan gambar pahlawan Cut Meutia. Uang kertas ini mempunyai cerita setelah diluncurkan beberapa hari. Warganet menuduh bahwa uang tersebut tidak sesuai, sebab sang Pahlawan tak memakai hijab. Protes dari warganet tersebut langsung ditanggapi oleh Direktur Eksekutif Departmenen Pengelolaan Uang, Bank Indonesia, Suhaedi.

Ia mengatakan bahwa pemilihan foto pahlawan dalam uang telah melewati diskusi yang cukup panjang dengan berbagai pihak. Suhaedi juga mengatakan bahwa pemilihan foto dilakukan secara hati-hati, seperti pewarnaan dan pencahayaan. Selain itu, keputusan uang pecahan Rp1.000 menggunakan foto Cut Meutia tidak menggunakan hijab sudah disetujui oleh pihak keluarga.

4. Finger Heart atau Saranghaeyo

Detik-detik Satpam Kebun Raya Bogor Dikeroyok oleh Oknum Ormas, Maksa Masuk Meski Sudah Tutup

Asus adopsi finger heart ala Kpop sekaligus menggandeng Gong Yoo

Photo :
  • PinoyTech

Finger heart adalah salah satu gestur yang diperlihatkan dengan cara menyilangkan ibu jari dan juga telunjuk sampai membentuk simbol hari. Kode ini bermula dari Korea Selatan yang dipandang sebagai salah satu ungkapan cinta, penghargaan, dan terima kasih. Untuk beberapa oknum ini, lambang tersebut dikatakan sebagai salib dan mesti berhati-hati.

Sosok Anak Bos Toko Roti yang Tega Aniaya Karyawati, Sering Unggah Nasihat Tentang Agama

5. Buddha Amitabha

Biara Buddha di negara bagian Sikkem, India

Photo :
  • Sumber BBC
Oknum Lurah yang Mesum dengan Pramukantor di Padang Terancam Dipecat

Patung Buddha Amitabha terletak di atas Vihara Tri Rata Kota Tanjungbalai, Asahan Sumatera Utara. Patung ini diturunkan sejak tanggal 27 Oktober 2016 silam. Patung yang mempunyai tinggi 6 meter tersebut baru diresmikan pada 8 November 2009. Buddha Amitbha juga permasalahan kepada seseorang. Peristiwa tersebut mendapatkan banyak pujian karena memperlihatkan toleransi.

Akan tetapi, banyak juga yang khawatir bahwa patung tersebut justru akan mengancam keberagaam dan sikap intolerasi teradap kaum minoritaS. Selain itu Wakil Ketua Setara, Bonar Tigor menjelaskan bahwa penurunan patung Buddha tersebut sebetulnya tidak usah dilakukan lantaran berada di area lokasi rumah warga. Hal ini mungkin saja akan terjadi di tempat lain bila pemerintah dan aparat lebih tunduk kepada kelompok intoleran.

6. Wayang Kulit Haram

Wayang Kulit

Photo :
  • Wayang kulit

Beberapa tahun ke belakang, ada sebuah pertunjukkan wayang kulit dan pertunjukkan tersebut tidak boleh diikuti karena tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Padahal, wayang sendiri adalah pementasan tradisional asli Indonesia yang berasal dari beberapa daerah yaitu Pulau Jawa dan Madura.

Selain itu, Djarot Saiful Hidayat, turut menanggapai pembicaraan larangan keluarnya spanduk yang tengah ramai di medsos. Djarto adalah salah seorang penikmat budaya wayang. Bahkan, saat ia akan mencalonkan diri jadi gubernur DKI, ia terus menonton pertunjukkannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya