Mengenal Musik Patrol, Asal Jember sampai Didukung Bupati
- ist
VIVA – Musik patrol, tidak asing bagi masyarakat Kabupaten Jember. Musik tersebut sudah menjadi tradisi melekat khususnya saat bulan Ramadhan tiba. Musik patrol dirancang untuk meciptakan irama dan instrumen yang dinamik untuk mengiringi lagu-lagu tradisional dari Jawa, Madura, atau Banyuwangi.
Alat musiknya terbuat dari bambu dan kayu yang disebut kentongan. Musik hasil perpaduan suara kentongan ini telah ada sejak puluhan tahun lalu.
Dirangkum dari berbagai sumber, pada zaman daulu musik patrol digunakan oleh masyarakat desa untuk ronda dalam. Kala itu suaranya masih monoton. Kemudian musik patrol dikembangkan dengan suara yang lebih indah dan enak didengar. Seiring kemajuan musik patrol bisa digunakan untuk menjadi pengiring suara dari lagu-lagu tradisional.
Bupati Jember, Hendy Siswanto menjelaskan, harmonisasi suara yang dihasilkan dalam musik patrol itu merupakan perpaduan dari berbagai alat musik. Mulai dari kenong, kentongan dari kayu nangka, remo, ting-tung, bas besar, kleter, selingan, sampai tamborin. Dan, yang tak boleh ketinggalan harus ada seruling bambu.
"Musik Patrol menghasilkan alunan suara yang sangat bagus, karena dimainkan secara kolaborasi dan bersinergi, juga memakai speed. Itu esensi dari musik patrol. Jika semua alat musik itu dimainkan sendiri, tak akan ada rasa. Saya penggemar, sekaligus pemain musik patrol dari sejak kanak-kanak,” ujar Bupati Jember, Hendy Siswanto melalui keterangan persnya.
Lebih lanjut Hendy menyampaikan, musik patrol merupakan warisan budaya asli milik Kabupaten Jember. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Jember menyadari dan paham betul mengenai apa yang dimiliki oleh Jember.
Sebagai wujud meningkatkan kesadaran masyarakat Jember terhadap warisan budaya yang dimilikinya ini, Bupati Hendy menyampaikan akan terus melestarikan serta mendukung para seniman seniman musik patrol.
"Warga Jember harus paham tentang apa yang dimiliki Kabupaten Jember ini bahwa musik patrol ini memang warisan budaya kita. Ke depan kami akan terus meningkatkan kesadaran akan budaya milik kita sendiri supaya tidak diambil pihak lain,” kata Bupati Hendy.
Ia menambahkan, musik patrol memiliki filosofi tersendiri, untuk sukses memainkan dengan irama yang senada dan indah didengar dibutuhkan sinergi dan kolaborasi.
"Bersinergi dan berkolaborasi itu menjadi nilai kehidupan, kami juga menanamkan nilai nilai tersebut dengan bersinergi serta berkolaborasi dengan semua pihak. Pun, Jember akan maju jika kita semua bersatu padu mewujudkan Jember bangkit. Selain itu, wajib mencintai kearifan lokal sendiri," ujarnya.