Awal Mula Kehidupan di Bumi Menurut 6 Agama di Indonesia
- Pixabay/ Geralt
VIVA – Awal mula kehidupan di bumi mungkin banyak yang belum mengetahuinya, apalagi menurut enam agama yang ada di Indonesia. Bumi sendiri merupakan planet ketiga dari Matahari dan satu-satunya planet yang sejauh ini diketahui dihuni oleh makhluk hidup. Walaupun bumi hanya menjadi planet terbesar kelima di alam semesta, tapi bumi cukup spesial lantaran menjadi satu-satunya planet dengan kadar air cai di permukaannya. Hanya sedikit lebih besar dari Venus yang berada di dekatnya, bumi merupakan yang terbesar dari empat planet paling dekat dengan matahari.
Bumi yang saat ini ditempati oleh manusia merupakan tempat yang sangat luar biasa. Begitu juga dengan proses pembentukan yang pasti melewati serangkaian proses yang tidak sebentar. Awal mula pembentukan bumi diawali sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu lewat reaksi dari nebula matahri. Pelesapan gas vulkanik dianggap membuat atmosfer tua yang nyaris tidak beroksigen dan beracun untuk manusia. Setelah bumi terbentuk, beberapa agama di Indonesia menyebutkan siapa orang pertama yang menghuni bumi dan ulasan mengenai pembentukannya.
Lantas, Bagaimana Awal Mula Kehidupan di Bumi?
Agama Islam
Al Quran menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta dengan segala yang hidup dari air. Air mempunyai peranan yang sangat penting untuk kehidupan manusia di muka bumi. Allah SWT menciptakan Nabi Adam sebagai manusia pertama di dunia. Sebagai umat Islam yang taat, memercayai akan adanya nabi dan rasul adalah salah satu rukun iman.
Penciptaan manusia pertama ini dituliskan oleh Allah SWT dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 30-39. Dijelaskan bahwa para malaikat pernah bertanya mengenai tujuan penciptaan manusia yang bisa merusak kehidupan di bumi. Akan tetapi Allah menjawab dengan sangat bijaksana. Menyadur dari buku Kisah Para Nabi, Nabi Adam diciptakan dari tanah oleh Allah SWT.
Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik
Menyadur laman tuhanyesus.org, cerita penciptaan manusia dibahas secara jelas dalam Alkitab. Yang mana Tuhan Yesus sendirilah yang menciptakan bumi. Langit dan bumi diciptakan selama enam hari. Selama enam hari tersebut Allah berusaha membuat bumi tampak semakin sempurna. Mulai dari penciptaan gelap, terang, bintang, bulan, dan terakhir adalah penciptaan manusia.
Allah menciptakan manusia untuk menaklukkan semua binatang yang ada di bumi dengan segala isinya. Manusia diciptakan untuk menyatakan kemuliaan Allah dan karakter Kristus. Selain itu, sebagaimana yang dikatakan dalam Kitab Suci “tak baik manusia itu hanya diciptakan seorang diri saja…..” maka Allah menciptakan manusia secara berpasangan.
Melansir dari laman binus.ac.id, sebelum menciptakan manusia, Allah terlebih dulu menciptakan alam semesta menjadi tempat tinggl (Kej 2:8,15) “taman” manusia. Allah membuat semua itu baik, bahkan setelah manusia diciptakan, semua ciptaan tersebut menjadi sungguh amat baik (Kej 1:31).
Manusia ditugaskan dengan tujuan untuk memelihara alam semesta (Kej 2:15). Dari sini sudah tergambar bahwa tugas utama manusia di alam semesta adalah untuk merawat dan menjaga keberlangsungan hidup yang tentu diharapkan selalu baik sebagaimana pada awal ia diciptakan.
Agama Hindu
Agama Hindu diklaim sebagai agama tertua di dunia yang masih bertahan sampai saat ini. Dalam pandangan agama Hindu, Swayambu Manu menikah dengan Satarupa dan kemudian memiliki keturunan. Anak dan cucu dari Manu dikatakan sebagai Manawa (keturunan Manu), yang merujuk pada spesies manusia.
Agama Hindu mengatakan bahwa Manu dan Satarupa merupakan Pria dan Wanita pertama di bumi di era kehidupan yang pertama. Ini adalah sebuah kepercayaan dalam agama Hindu atau dapat dikatakan dengan sejarah agama Hindu karena ini merupakan peristiwa lampau dalam kehidupan manusia.
Agama Buddha
Menurut laman binus.ac.id, penciptaan bumi dan manusia adalah konsep yang yang unik dalam agama Buddha, khususnya mengenai manusia pertama yang hadir di bumi kita ini bukan hanya seorang atau dua orang saja, tapi banyak. Kejadian bumi dan manusia pertama yang ada di bumi dijelaskan oleh Sang Buddha dalam Digha Nikaya, Agganna Sutta, dan Brahmajala Sutta.
Agama Konghucu
Menyadur dari laman spcjournal, sesungguhnya adanya manusia merupakan Kuasa Kebajikan Tuhan dan Bumi, oleh jalinan sifat Yin dan sifat Yang. Hal ini karena berkumpulnya Nyawa dan Roh (GUI dan SHEN) dari Semangat ke Lima Unsur (Wu Xing).
Manusia adalah hakekat bathin daripada Tian dan Bumi yang menjadi perwujudan Lima Unsur. Manusia menikmati hidup berbagai rasa, memilahkan berbagai nada dan menggunakan berbagai warna.