Terdengar Asing, 6 Agama dan Kepercayaan Lokal Ini Masih Dianut

Tradisi Seba Baduy
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Terdapat berbagai kepercayaan lokal Tanah Air yang masih diyakini oleh sebagian masyarakat. Secara luas masyarakat Indonesia hanya mengenal enam agama yang telah diakui secara umum oleh pemerintah. Tapi lebih dari itu, harus diketahui juga bahwa terdapat berbagai kelompok masyarakat di Tanah Air yang masih meyakini kepercayaan di luar agama yang telah diakui secara sah oleh pemerintah tersebut.

Sebelum enam agama tersebut, bahkan ada ratusan kepercayaan yang telah ada di Indonesia. Kepercayaan ini menyebar dari Sabang sampai Merauke. Beberapa diantaranya mungkin saja sudah tidak terdengar di masyarakat, bahkan tidak ada yang mengetahui bahwa agama tersebut masih ada pengikutnya di Tanah Air. Menyadur dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa agama lokal Tanah Air yang masih ada penganut dan dipercaya sampai sekarang.

Lantas, Apa Saja Agama dan Kepercayaan Lokal Tanah Air?

1. Sunda Wiwitan

Acara Seba Baduy

Photo :
  • ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki

Sunda Wiwitan merupakan sebuah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sejak ratusan tahun yang lalu, kepercayaan ini sudah dianut oleh sekelompok masyarakat Sunda. Bahkan, dikatakan bahwa kepercayaan ini telah hadir sebelum Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia, Sunda Wiwitan telah berkembang di masyarakat. Di masa modern seperti saat ini, masyarakat yang masih mempercayai Sunda Wiwitan hanya bisa ditemukan di beberapa daerah seperti Kanekes, Banten; Kampung Naga, Cirebon, dan Cigugur, Kuningan.

Kepercayaan ini memuja ruh nenek moyak sebagai salah satu sosok yang disakralkan. Selain memuja nenek moyang, Sunda Wiwitan juga mempunyai satu Tuhan yang sering dinamakan sebagai Sang Hyang Kerja. Dalam kepercayaan ini, Tuhan tetaplah satu, seperti dalam ajaran umat Islam. Pada perkembangan kepercayaannya, berbagai tradisi Sunda Wiwitan juga dipengaruhi oleh adanya unsur Hindu dan Islam.

2. Kejawen

Budaya kejawen.

Photo :
  • U-Report
Dedi Mulyadi Sebut Mulai Muncul Kampanye Hitam dengan Isu Agama di Pilkada Jabar

Kejawen merupakan salah satu kepercayaan yang masih dianut oleh masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa masih tetap melaksanakan agama utama yang diyakini, melakukan perintah dan larangan, tapi tetap melakukan adat dan perilaku sebagai masyarakat pribumi Jawa yang taat kepada leluhur. Penganut Kejawen menegaskan bahwa kepercayaan ini bukanlah sebagai agama, walaupun mempunyai berbagai tradisi yang menjadi ciri khas sebuah agama.

Kepercayaan ini mempunyai berbagai misi dalam kepercayaannya. Mulai dari manusia menjadi rahmat untuk dirinya sendiri, mereka mesti menjaga rahmat untuk keluarga, manusia sebagai bagi sesama, dan manusia menjadi rahmat untuk alam semesta.

Jadi Paslon Nomor Urut 1, Idris-Andi Siap Rebut Kepercayaan Rakyat Kota Gorontalo

3. Marapu

Ilustrasi Pernikahan adat Sumba | Foto sourch Purnama Ayu Rizky

Photo :
  • U-Report
Jangan Bawa Narasi Suku dan Agama di Pilkada NTT, Kata Cagub Melki Lakalena

Marapu merupakan sebuah aliran kepercayaan lokal Tanah Air yang berasal dari tanah Sumba, Nusa Tenggara Timur. Para penganut kepercayaan ini bisa menerapkan keyakinannya dengan memuja arwah leluhur. Dalam bahasa Sumba, arwah leluhur tersebut dinamakan sebagai Marapu yang artinya “yang dipertuan” atau “yang dimuliakan”.

Maka dari itu, kepercayaan yang mereka yakini dinamakan sebagai Marapu. Salah satu wilayah yang yang masih menganut kepercayaan ini terdapat di Kampung Tarung, Waikabubak. Kita dapat melihat Kampung Tarung masih melindungi budaya para leluhur yang tampak dari arsitektur rumahnya.

4. Malim

Ritual Parmalim

Photo :
  • ANTARA/Septianda Perdana

Malim merupakan sebuah agama asli yang berasal dari Tanah Batak. Para pengikut dari kepercayaan ini dinamakan sebagai Parugamo Malim, atau yang disingkat Parmalim. Jumlah pengikut kepercayaan ini dapat dikatakan sangat sedikit, bahkan masih banyak masyarakat Sumatera Utara yang masih belum mengenal kepercayaan ini.

Penganut kepercayaan ini yakin bahwa Tanah Batak merupakan tanah suci yang terdiri atas Danau Toba dan Pulau Samosir. Mereka juga tetap meyakini dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta.

Tuhan dalam Malim dinamakan Debata Mulajadi Na Bolon atau yang Maha Awal dan Maha Besar. Mereka juga percaya dewa-dewa yaitu Debata, Na Tolu, Si Boru Deakparujar, Nagapadohaniaji, dan Si Boru Saniang Naga.

5. Kaharingan

Suku Dayak.

Photo :
  • U-Report

Kepercayaan lokal berikutnya adalah Kaharingan yang berasal dari pulau Kalimantan dan banyak dianut oleh Suku Dayak, bahkan sebelum agama-agama besar disahkan pemerintah. Kepercayaan ini meyakini hadirnya entitas yang dinamakan sebagai Ranying.

Entitas tersebut dapat disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun masuk dalam cakupan agama Hindu, kepercayaan ini masih mempunyai tradisi asli yang tidak dapat disamakan dengan agama lain, contohnya adalah tempat ibadah yang dinamakan Balai Basarah.

6. Naurus

Taman Nasional Manusela

Photo :
  • VIVA.co.id/Angkotasan

Naurus adalah kepercayaan lokal asli nusantara yang masih menjadi agama dan pegangan sekelompok masyarakat di Pulau Seram, Maluku. Penganut agama ini tersebar mulai dari suku Manusela dan Suku Wahai yang ada di pegunungan Manusela Utara, Seram serta Suku Nuaulu di barat laut Manusela.

Mulanya, Naurus lebih dekat dengan kepercayaan animisme. Tapi, seiring dengan berkembangnya zaman, agama ini mulai terpengaruh dengan ajaran agama Hindu dan Protestan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya