Mualaf Ini Ungkap Islam Beri Kedamaian Jiwa
- Tangkapan layar
VIVA – Namanya Alana Blockley. Ia merupakan wanita yang lahir dan besar di kota Glasgow Skotlandia. Alana bercerita bagaimana Agama Islam dapat mengubahnya. Alana merasakan Islam dapat memberikannya kenyaman dan kedamaian jiwa.
Cerita bermula dari Alana yang yang harus membantu usaha orang tuanya setiap musim panas memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya. Kala itu, sekolahnya yang mewajibkan untuk mengikuti kelas agama.
"Saya dibesarkan tanpa pendidikan agama sama sekali, keluarga saya juga bukan keluarga yang agamis. Namun saat sekolah semua murid diharuskan untuk mengikuti kelas agama. Saya sendiri lupa agama lain apa yang dipelajari saya cuma ingat belajar tentang agama kristen saja," kata dia seperti dikutip dari tayangan YouTube.
Lebih lanjut, satu-satunya hal yang diingatnya saat itu adalah pergi ke gereja saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan menyanyikan lagu rohani di sana.
"Namun saya tidak menganggapnya sesuatu yang serius saya disuruh ke sekolah Minggu tapi saya tidak gubris lalu setiap tahun kami merayakan Natal dan Paskah itupun sekedar ikut-ikutan saja sebab semua orang merayakannya, ada coklat dan kado-kado natal. Hari raya tersebut bagi saya tak berhubungan dengan Tuhan jadi murni perayaan saja. Bisa dibilang semua hari raya itu tak lebih daripada budaya saja," kata dia.
Saat itu dirinya juga mengetahui tentang Islam sebelum menjadi seorang mualaf. Kala itu, pandangannya tentang Islam terpengaruh oleh komunitas orang Pakistan. Dia melihat islam lewat cara mereka berpakaian, makanan, serta hal-hal yang lain.
"Saya juga melihat berita di dunia bahwa muslim itu jahat-jahat. Muslim itu teroris, suka memukul istri, istri dilarang bekerja dan harus tetap di rumah, cukup jadi ibu rumah tangga saja itulah persepsi saya dulu soal islam. Tapi karena saya tidak punya teman yang muslim jadi saya tak khawatir dengan semua anggapan tadi. Kaum muslim sekedar bagian dari negara ini itulah sebabnya saya tidak mempermasalahkannya," kata dia.
Namun saat Alana bertemu dengan kaum muslim dia pun mulai kritis sampai anggapannya berubah. Dia juga mulai mengerti, Islam itu ada di semua belahan dunia. Alana pun juga mulai membaca Al Quran bahwa Tuhan bukanlah pria berjanggut dan berjubah putih sedang duduk, Tuhan bukanlah manusia.
"Saya mulai menelaah definisi Tuhan beserta semua sifat-Nya," kata dia.
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Dijelaskannya, waktu itu hanya teman muslimnya saja yang tahu jika dia sudah menjadi muslimah. Menjadi mualaf juga membuatnya merubah sejumlah kebiasaan lamanya yang kurang sehat.
"Butuh waktu setahun bagi saya untuk berhenti minum minuman keras dan mulai makan makanan halal," kata dia.
Puasa Ramadhan
Menjadi mualaf sempat membuatnya gugup lantaran takut kedua orang tuanya tidak menerima. Dia bahkan sempat bingung untuk memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan atau tidak.
"Sebelum Ramadhan saya bingung ikut puasa atau tidak sebab jika iya saya akan jadi kurus dan mual-mual dan karena keluarga saya dekat dengan saya, mereka akan melihat saya tak makan, pasti akan bertanya tentang itu. Suatu hari saya sepulang kerja saya ke rumah dan saya berkata kepada orang tua saya, untungnya orang tua saya menerima dengan baik," kata dia.
Ada banyak hal tak terduga yang diungkap Alana pasca dirinya menjadi muslim. Mulai dari dirinya yang kemudian berhijab hingga bisa berhenti merokok.
"Ada banyak penyesuaian yang harus saya lakukan untuk tidak mengerjakan lagi kebiasaan yang lama saya tak menduga setahun lalu saya akan berhijab tapi kenyataannya saat ini saya berhijab. dan setahun lalu saya tidak menduga saya akan berhenti merokok tapi nyatanya saya berhenti. Kita tidak pernah tau mungkin 5 tahun ke depan kita akan berhenti minum-minum," kata dia.
Tidak hanya itu, penyesuaian yang keluarga Alana lakukan setelah dirinya menjadi seorang muslim adalah menjadikan makan malam Natal yang halal. Dengan melakukan sejumlah penyesuaian seperti mengganti daging yang dimakan dengan yang halal dan pilihan jatuh pada daging kalkun.
"Keluarga mempersiapkan segalanya, ayah saya memastikan tidak ada makanan dan minuman beralkohol. Kami ingin sebuah makan malam yang halal dan menyerahkan dagingnya ke tukang jagal sehari sebelumnya," kata dia.
Alana juga menjelaskan sebagai seorang umat, wajib bagi kita untuk kritis terhadap agama. Tidak hanya sekedar percaya kepada Tuhan saja.
"Yang saya sadari setelah kritis pada agama sebelumnya bagi saya tidak lebih dari perayaan Natal dan Paskah lalu pergi ke gereja setiap minggu, itu saja. Tapi di dalam islam ada banyak hal yang terlibat, islam mempengaruhi seluruh cara pandang hidup. Islam berpengaruh pada cara makan, cara berpakaian, perilaku dan cara kita menangani banyak hal, segala hal yang mencakup banyak aspek. Saat saya masih memeluk kristen sepertinya hidup saya tidak mempunyai struktur hanya sekedar ke Gereja tiap Minggu itu saja," kata dia.