2 Bule Mualaf Bagikan Kiat Hadapi Keluarga yang Non Muslim

Mualaf
Sumber :
  • Tangkapan layar

VIVA – Dua wanita mualaf asal Amerika Serikat yang tidak menyebutkan namanya membagikan kisah mereka. Kedua orang tersebut berbagi tentang kiat-kiat jika ingin menjadi mualaf namun keluarga beragama non Muslim dan menentang keputusan tersebut. 

Ternyata Ini yang Bikin Mahalini Rela Tinggalkan Agamanya dan Memilih Menjadi Mualaf

Satu wanita bule tersebut menyarankan, jika orangtua sama sekali menolak, bahkan sampai mengusir hingga memutuskan hubungan keluarga, dia menyarankan untuk keluar dari rumah dulu untuk sementara. 

"Alasan saya mengatakan ini adalah kita bisa menunjukkannya dengan cara lain, daripada langsung frontal di hadapan orangtua dan berkata 'saya mau masuk Islam, suka atau tidak!'" ujarnya di YouTube Barat Bersyahadat, dikutip VIVA, Rabu 3 November 2021.

Jadi Mualaf, Wanita Muda Ini Sibuk Hafalan Sholat dan Tidak Sempat untuk Galau

Ilustrasi masjid tempat berdoa (pixabay)

Photo :
  • U-Report

Wanita berhijab putih itu menambahkan, jangan sampai ada ultimatum dari kedua belah pihak. Langkah-langkah yang dia sarankan adalah, jika sudah berniat untuk masuk Islam, segera laksanakan. 

Respons Deddy Corbuzier saat Disinggung soal Penyesalan Mualaf usai Gus Miftah Olok-olok Sunhaji

"Jika kita ingin jadi muslim jangan ditunda, segera bersyahadat lalu jadi Muslim. Kemudian kerjakan sunnah-sunnah dan amalan di dalam hidup kita sebagaimana Muslim lakukan. Saya pikir ini adalah masa sensitif bagi Muslim baru. Kita bisa tunjukkan ke keluarga cara yang lain bahwa ini adalah jalan hidup yang kita ambil," tegas dia. 

"Contohnya, saya akan menyarankan dalam kasus saya, saya akan mengerjakan salat di rumah dan orangtua saya menyaksikan saya salat dia diam saja, mereka hanya menyaksikan saja. Pada saat itu saya tak berpikiran untuk langsung katakan jadi mualaf, tapi orangtua hanya melihat saja," sambung dia. 

Mualaf

Photo :
  • Tangkapan layar

Sementara wanita yang satu lagi menyarankan, jika kita punya keluarga, orangtua atau teman yang tidak mendukung atau belum tahu bahwa keputusan ini adalah hal yang penting bagi kita, maka selesaikan secara perlahan. 

"Dan menurut saya tindakan jauh lebih didengar daripada kata-kata. Jadi, jika kita tahu ada orang-orang dalam hidup kita yang tidak mendukung, hujani mereka dengan kebaikan," saran dia. 

"Lalu, jika orang-orang itu bertanya kenapa? Kembalikan pada Islam. Kita bisa berkata, saya sudah belajar Islam dan ingin menjadi orang yang lebih baik lagi. Katakan itu pada siapa pun, keluarga kita ataupun orang lain yang kita pikirkan," sambung wanita berhijab merah itu. 

Menurut dia, jika orangtua berkenan mendengar, maka diskusikan secara perlahan. Dia juga beranggapan, sangat penting untuk menunjukkan pada keluarga atau orangtua yang non Muslim bahwa Islam bisa membuat kita menjadi orang yang lebih baik. 

"Saya sendiri bicara soal Islam pada orangtua perlahan. Saya tunjukkan pada keduanya betapa semangatnya saya. Intinya saya tunjukkan Islam membuat saya jadi lebih baik. Jadi orang yang lebih bahagia," kata dia.

Akhirnya, perjuangannya dia tidak sia-sia. Bukan hanya dia saja yang diizinkan memeluk Islam, tapi kedua orangtuanya pun turut mengikuti jejaknya untuk menjadi Muslim. 

"Dan Subhanallah, lewat tindakannya, perbuatannya dan perubahan yang mereka lihat, oangtuanya akhirnya menelaah soal Islam dan kini keduanya sudah jadi Muslim," tambah wanita berhijab putih menceritakan kerabatnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya