Psikolog: Wanita Berhijab di Indonesia Masih Alami Banyak Stigma
- Freepik
VIVA – Psikolog Ayoe Sutomo M.Psi, mengungkapkan, hijabers atau wanita berhijab masih menghadapi banyak stigma, khususnya di Indonesia. Ayu mengatakan, para hijabers biasanya selalu dikaitkan dengan suatu hal yang harus senantiasa baik. Seperti apa contohnya?
"Hijabers harus penampilannya kalem, harus santun. Banyak sekali keharusan-keharusan yang kadangkala seperti seolah-olah menjadi tuntutan tertentu untuk kita para perempuan berhijab," ujarnya saat peluncuran Vaseline Hijab Bright, yang digelar virtual, Kamis, 21 Oktober 2021.
Ayoe menambahkan, jika kita bicara tentang fakta yang terjadi, di luar tuntutan-tuntutan tersebut ada juga stigma-stigma terkait perempuan hijab yang sepertinya kurang tepat, tapi yang terlihat di lapangan, itu sering terjadi.
"Seperti kaitannya dengan terbatasnya kesempatan karier, kemudian stigma bahwa jilbab itu kadangkala menghambat suatu aktivitas dan kinerja tertentu. Ada stigma juga bahwa hijab itu membatasi olahraga ata upun kegiatan outdoor, karena dirasa enggak nyaman, gerah," kata dia.
Padahal menurut Ayoe, jika melirik pada kesehatan mental, olahraga merupakan salah satu hal yang fundamental untuk menjaga kesehatan mental pada setiap individu, bukan hanya perempuan tapi juga laki-laki, karena merupakan bagian dari self care.
"Nah, stigma yang lain yang terjadi adalah masih ada juga (angggapan) bahwa hijab itu kadang menghambat cita-cita dan passion. Karena ada beberapa pekerjaan tertentu yang katanya hijab masih membatasi itu," tuturnya.
Menurut Ayoe, pada akhirnya stigma-stigma tersebut membuat para hijabers menjadi ragu untuk meraih cita-cita dan menjalani passion-nya.
"Walaupun kalau kita lihat faktanya sekarang sudah gak seperti itu lagi. Tapi walaupun faktanya sudah banyak, seringkali juga hal-hal tersebut masih mampir di para hijabers yang masih meragukan, 'Bisa enggak ya? Mampu enggak ya?' Makanya perlu kita banyakin lagi fakta-fakta seperti itu," pungkas dia.
Ayoe lebih lanjut mengatakan, stigma-stigma tersebut dikhawatirkan bisa memengaruhi para perempuan berhijab dalam menentukan pilihan dalam mengoptimalkan potensi yang sebenarnya sudah dimiliki.
"Padahal kalau kita lihat faktanya sekarang, hijab Insya Allah tidak lagi jadi halangan bagi kita untuk mengoptimalkan semua potensi yang kita miliki," ungkap Ayoe Sutomo.