Dukung Konservasi, 6 Duta Besar Eropa Lakukan Aksi Ini di Jakarta

Aksi para Duta Besar Uni Eropa menanam Mangrove
Sumber :
  • Dokumentasi

VIVA – Perubahan iklim semakin nyata, peran serta masyarakat dalam mengatasi perubahan iklim pun perlu dilakukan dengan aksi nyata. Dalam  rangkaian terakhir dari kegiatan Pekan Diplomasi Iklim 2021 Uni Eropa, yang dimulai pada 11 Oktober lalu, sejumlah Duta Besar mengadakan penanaman mangrove di Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk, Sabtu 16 Oktober 2021. 

Penanaman mangrove ini merupakan salah satu aksi nyata untuk mengatasi perubahan iklim, dan sebagai salah satu cara untuk mengurangi pemanasan global yang diprediksi akan bertambah 1,50 C dalam beberapa tahun ke depan.

“Sangat menyenangkan di sini, sangat damai dan sangat natural – berbeda dengan apa yang kita lihat di sepanjang jalan perkantoran yang dipenuhi dengan gedung-gedung kaca. Senang pula kami dapat berbagi khususnya mengenai hal mengurangi kadar emisi karbon. Secara khusus kami sangat mengapresiasi mitra lokal kami – Carbonetchics, untuk sama-sama berjuang dalam mengatasi krisis iklim,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket, dalam keterangan pers. 

Hadir dalam acara tersebut,  Igor Driesmans - Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, Jari Sinkari - Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Lambert Grijns - Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia dan Ina Lepel - Duta Besar-designate Jerman untuk Indonesia. Kegiatan Mangrove Plantation Trip juga diikuti oleh Delegasi Uni Eropa dari Rumania, Perancis, Belgia, Denmark, Austria dan Republik Ceko.

“Menanam mangrove sangat penting karena mangrove dapat menyimpan karbon yang dapat menyebabkan pemanasan global. Dengan menanam mangrove berarti kita telah membantu mengurangi pemanasan global. Indonesia dan beberapa negara bagian lainnya telah kehilangan mangrove setiap tahunnya yang secara tidak langsung juga menghilangkan penyerap karbon potential. Sangatlah penting untuk segera dilakukan pemulihan melalui restorasi mangrove,” tutur Piket.

Sebanyak 75 pohon mangrove ditanam oleh Vincent Piket bersama Delegasi Negara Anggota Uni Eropa. Sebelumnya, rombongan juga diajak berkeliling menyaksikan keanekaragaman hayati yang ada di TWA Angke menggunakan speed boat. Rombongan berdecak kagum melihat habitat yang ada di kawasan ini yaitu jenis-jenis burung Merandai dan hampir seluruhnya merupakan satwa yang dilindungi.

Wakil Direktur TWA Kapuk, Andhika Rauli Danangputra menjelaskan bahwa kawasan konservasi mangrove yang beralamat di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara ini, sangat dibutuhkan di Jakarta, ibu kota Indonesia yang sangat kekurangan lahan hijau terbuka, tingkat polusi udara yang cukup tinggi serta mulai mengalami erosi dan abrasi garis pantai.

“Lahan mangrove terbesar berada di Sumatera. Untuk di TWA ini mangrove berada di lahan seluas 99,82 hektar,” jelasnya. 

Kembangkan Proyek-proyek Iklim, Indonesia-Australia Genjot Konservasi Inklusif di Papua Barat Daya

Andhika menambahkan, “Kalau yang kecil itu bisa dilihat dari jumlah daunnya, satu daun menandakan usianya satu bulan, kalau untuk dewasa membutuhkan waktu 10-15 tahun. Memang sangat lama karena itu diperlukan aksi lebih banyak lagi untuk menanam mangrove ini,” kata dia.

Tentara Israel dan Pemukim Ilegal Bersenjata Serang Delegasi Penyelidik Internasional di Tepi Barat
Perum Bulog menanam 570 bibit bakau di Bali

BUMN Perum Bulog Tanam 570 Bibit Bakau di Mangrove Arboretum Park Bali

Hutan mangrove merupakan garda terdepan dalam perlindungan pantai. Selain memiliki peran strategis melindungi ekosistem pesisir, mangrove juga sebagai habitat penting.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024