Korban Predator Seks Reynhard Sinaga Buka Suara

Reynhard Sinaga
Sumber :
  • Facebook/@Reynhard Sinaga

VIVA – Seorang korban perkosaan Reynhard Sinaga buka suara akan dampak yang dialaminya dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu ditengarai dirinya yang mengetahui diri telah diserang oleh predator seks paling ganas di Inggris.

Yusril Kirim Deputi Kemenko Kumham Imipas Pelajari Kasus Reynhard Sinaga di Manchester Inggris

Dikutip dari BBC, Reynhard Sinaga telah dipenjara seumur hidup tahun lalu setelah dihukum karena membius dan memperkosa 48 pria di flatnya di Manchester. Polisi yakin mahasiswa pascasarjana itu telah menargetkan lebih dari 200 pria.

Daniel, korban pertama yang melepaskan haknya untuk dibolehkan menyebut namanya, mengatakan bahwa dia tidak dapat mengingat apa pun ketika dia bangun di flat Sinaga.

Dianggap Terlalu Bejat, Pemerkosa Ratusan Pria Reynhard Sinaga Hampir Jadi Korban Balas Dendam di Penjara Inggris

Hanya ketika detektif Greater Manchester Police menunjukkan kepadanya foto-foto serangan dua tahun kemudian, dia mengetahui bahwa dia telah diperkosa.

"Sungguh mengerikan melihat diri Anda begitu rentan dalam foto-foto yang diambil orang lain," katanya.

Kiwil Buka Suara Usai Disebut Mantan Istri Lalai Beri Nafkah hingga Telantarkan Anak

"Kau bisa lihat aku (seperti) koma... aku terlihat mati," lanjutnya.

Sinaga menjalani hukuman minimal 40 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah atas 159 pelanggaran seksual pada Januari 2020. Pria berusia 38 tahun, berasal dari Indonesia, "menguntit" korbannya yang terpisah dari teman-temannya pada malam hari sebelum membawa mereka ke apartemen Princess Street-nya di pusat kota Manchester.

Berbicara dalam film dokumenter BBC Two Catching a Predator, Daniel mengatakan dia memutuskan untuk berbicara untuk membantu korban lainnya. Namun, ia mengaku itu bukan hal yang mudah.

"Untuk mengatakan sebagai seorang pria saya telah diperkosa adalah hal yang sulit," katanya. "Itu membuatmu merasa sangat rentan," tambahnya.

Daniel bercerita tengah keluar malam di Manchester pada tahun 2015 merayakan ulang tahunnya bersama pasangan dan teman-temannya. Lalu mereka pulang dengan mencari taksi dan ia mengaku tak mengingat apapun setelah itu.

"Saya perlu ke toilet jadi saya pergi ke gang. Saya tidak ingat apa-apa setelah itu," katanya.

Keesokan paginya dia bangun di sofa berpakaian lengkap dengan perasaan grogi dan mengaku tidak dapat mengingat apa pun.

"Lalu saya melihat kaki seseorang berjalan dan saya hanya membeku," ujarnya. "Dan kemudian mereka meninggalkan ruangan dan saya baru saja bangun dan berlari keluar pintu."

Daniel mengatakan dia tidak pernah mempertimbangkan untuk melaporkannya ke polisi karena dia meragukan dirinya sendiri, merasa bodoh dan tidak tahu apa yang telah terjadi. Hanya ketika seorang detektif mengerjakan investigasi Sinaga - yang diluncurkan pada Juni 2017 - datang untuk menemuinya bahwa kebenaran dari ingatan yang hilang itu muncul.

"Saya bisa melihat cara dia melihat saya [bahwa] dia mengenali saya," ucapnya.

"Tidak dapat disangkal itu saya. Anda bisa melihat tato saya," ungkap Daniel mengatakan seraya menunjukkan foto-foto serangan seksual itu.

"Ada sedikit kelegaan karena Anda tahu apa yang terjadi pada akhirnya dan Anda bisa memahaminya, tetapi mungkin bukan kelegaan yang Anda inginkan," katanya.

Daniel mengatakan dia telah ditawari konseling tetapi memgaku tidak ada yang membantu seperti berbicara dengan ayahnya sendiri.

"Laki-laki tidak membicarakan pemerkosaan laki-laki tetapi tanggapannya luar biasa," katanya.

Sinaga ditangkap ketika salah satu korban sadar kembali selama penyerangan dan melawannya sebelum melaporkannya ke polisi. Ketika petugas menyita telepon Sinaga, mereka menemukan bahwa dia telah merekam setiap serangan seksualnya - yang berdurasi ratusan jam dan meluncurkan penyelidikan pemerkosaan terbesar dalam sejarah Inggris.

Sersan Kimberley Hames-Evans mengatakan rekaman yang ditemukan di telepon itu "mengerikan".

"Ada video di atas video pria muda yang dilecehkan dan diperkosa secara seksual," jelas Sersan Kimberley Hames-Evans.

"Kami mendapat banyak laporan pemerkosaan, tetapi jarang Anda benar-benar melihatnya dengan mata kepala sendiri." lanjutnya.

Det Sersan Hames-Evans harus melakukan perjalanan ke pelosok negeri, bahkan ke luar negeri untuk memberi tahu orang-orang apa yang telah dilakukan Sinaga terhadap mereka.

"Mereka menjadi sangat pendiam dan Anda [bisa] melihat warna memudar dari wajah mereka. Hanya ekspresi 'oh my God' di wajah mereka," ujarnya.

"Dan saya tahu memberi mereka informasi bahwa saya baru saja menghancurkan hidup orang ini dan Anda bisa melihatnya," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya