Keren, 3 Tanaman Lokal Ini Bisa Cegah Anak Stunting
- pixabay/ Iskandar63
VIVA – Stunting menjadi permasalahan yang belum kunjung usai di Tanah Air. Meski disebabkan dari berbagai faktor, stunting utamanya dipicu oleh minimnya gizi yang diberikan pada anak sehingga berisiko pada kesehatan jangka panjang.
Padahal, banyak bahan-bahan tanaman lokal yang bisa dijadikan sebagai makanan pencegah stunting. Hal ini yang dilakukan oleh para peneliti generasi millenial dalam Riset yang didanai melalui Program Indofood Riset Nugraha (IRN) periode 2021/2022.
Ada pun sebanyak 62 mahasiswa dari 48 perguruan tinggi berhasil memperoleh bantuan dana riset dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood). Riset ini adalah penelitian yang dilakukan sebagai syarat menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana.
Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan Ketua Program IRN, Suaimi Suriady, mengatakan, pandemi justru mampu mengembangkan potensi lain dari sumber pangan yang bermanfaat bagi kesehatan, meningkatkan daya tahan tubuh dan melawan COVID-19, di mana tahun ini mengangkat tema Penelitian Milenial Pangan Fungsional Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal pada Era Pandemi COVID-19.
“Pandemi yang telah berlangsung lebih dari setahun telah membatasi dan memperlambat ruang gerak kita, akan tetapi di sisi lain kondisi ini juga mempercepat kebiasaan baru bahkan melahirkan inovasi di berbagai bidang. Seperti dalam bidang pangan. Ternyata tema ini menarik minat milenial untuk melakukan riset," ujarnya dalam keterangan pers.
Tim Pakar sekaligus Dosen di IPB, Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, MSc., setuju bahwa tema ini diangkat karena beberapa pangan lokal dapat meningkatkan imunitas tubuh. Selain itu, terbukti sumber Asam Lemak Omega-3 baik untuk ksehatan jantung, atau sumber antioksidan sebagai penangkal cekaman oksidatif.
"Sumber prebiotic dan/atau probiotik baik untuk Kesehatan saluran pencernaan. Serta beberapa produk yang diusulkan untuk penanganan masalah stunting," ujarnya.
Bicara soal stunting, terdapat dua proposal yang lolos seleksi mengusulkan tema tersebut. Pertama, Sup Krim Instan Subtitusi Pangan Lokal Ubi Banggai (Dioscorea Alata L.), Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dan Ikan Duo (Awaous Melanocepalus) Sebagai Alternatif Pangan Fungsional Untuk Baduta Stunting (dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan Widya Nusantara Palu).
Kedua, Prospek Pengembangan Produk Sargum Choux Pastry Berbasis Rumput Laut Cokelat Sargassum Sp Asal Papua Sebagai Makanan Pendamping Dalam Upaya Pencegahan Stunting Dini (dari Universitas Cendrawasih)
"Cukup banyak, dimana mahasiswa mencoba mengeksplorasi potensi lokal di daerahnya masing-masing. Jadi, bagi saya hal ini menarik, karena para mahasiswa mulai mengindentifikasi dan mengeksplor keunggulan-keunggulan potensi lokalnya. Ini adalah potensi yang luar biasa, yang perlu terus dikembangkan," ungkapnya.
Berkaitan dengan dua penelitian itu, yuk kita intip kandungan dari tiga tanaman lokal yang dianggap mampu cegah stunting.
Kelor
Hampir setiap bagian dari pohon kelor dapat dimakan. Ini kaya akan antioksidan dan nutrisi lain yang biasanya tidak ada dalam makanan orang-orang yang tinggal di negara-negara berkembang.
Saat dikeringkan, daunnya bisa digiling menjadi bubuk halus yang tahan berbulan-bulan tanpa pendinginan. Selain kalsium, zat besi dan kalium, daun kelor mengandung beberapa vitamin penting.
Vitamin A yang membantu menjaga kesehatan penglihatan, kekebalan, dan pertumbuhan janin. Ada juga Vitamin C yang melindungi tubuh dari polutan dan racun. Serta Vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan
Rumput laut coklat
Pakar Dr. Ellya Sinurat mengungkapkan bahwa rumput laut coklat yang mengandung fukoidan merupakan salah satu produk unggulan Indonesia.
“Fukoidan ini adalah jenis polisakarida yang terikat sulfat. Fukoidan dapat ditemukan pada rumput laut coklat dan hewan vertebrata seperti teripang. Namun, kandungan tertinggi dari fukoidan ini ada di rumput laut coklat,” ujar Ellya dikutip dari laman KKP.
Lebih lanjut Ellya mengungkapkan mengenai fungsi dan pengaplikasian fukoidan. Berikut fungsi dan pengaplikasan fukoidan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia:
Pertama adalah penghambat beberapa virus seperti virus yang menyerang sistem imun manusia; penghambat pertumbuhan sel kanker; peningkat kekebalan dengan menahan difus sel tumor; pengurang kadar kolesterol serum dan trigliserida; antidiabetik, proteksi radiasi, antioksidan, penghambatan berat.
Ubi Banggai
Banggai Kepulauan (Bangkep), selain beken dengan lautnya yang eksotis, juga populer dengan ubinya yang khas. Namanya ubi banggai (Dioscorea). Ubi satu ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Bangkep.
Selain dimanfaatkan sebagai makanan pokok, spesies endemik dari Kabupaten Banggai, ini juga berkait erat dengan tradisi masyarakat asli di sana. Ubi ini termasuk tanaman langka karena hanya bisa dijumpai di Pulai Banggai.
Bentuknya mirip dengan ubi jalar dan ubi kayu. Rasanya seperti percampuran antara ubi jalar degan singkong. Tapi ukurannya tergolong besar. Ubi ini bisa dinikmati dengan cara digoreng, direbus, atau dijadikan cemilan. Bisa juga diolah menjadi tepung.
Dan tepungnya bisa diolah menjadi kue, brownis, dan panganan lain, seperti payot, yang merupakan kuliner khas dari Bangkep. Panganan khas ini biasa dijumpai pada acara ritual tradisi Banggai.