7 Fakta Anoa, Hewan Endemik Sulawesi yang Terancam Punah
- Shutterstock
VIVA – Anoa merupakan mamalia dan endemik terbesar yang hidup di daratan Pulau Sulawesi dan Pulau Buton. Karena hewan ini hidup di Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara, wilayah tersebut mendapat sebutan Bumi Anoa.
Bahkan, anoa merupakan hewan yang menjadi lambang provinsi Sulawesi Tenggara. Mamalia yang satu ini melambangkan keuletan dan kegesitan masyarakat sekitar di Sulawesi Tenggara.
Untuk mengenal mamalia endemik asal Sulawesi ini, yuk simak fakta-fakta menarik anoa yang harus kamu ketahui!
1. Terbagi menjadi dua spesies
Anoa merupakan fauna peralihan antara benua Asia dan Australia. Terdapat dua spesies anoa, yakni anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis).Â
Awalnya, terdapat perdebatan terhadap status taksonomi kedua spesies ini. Akan tetapi, penelitian mengungkapkan bahwa keduanya merupakan spesies yang berbeda. Perbedaan antara anoa pegunungan dan anoa dataran rendah dapat dilihat dari tanduk dan ukuran tubuhnya.
Anoa gunung memiliki tubuh yang lebih kecil, ekor yang lebih pendek dan lembut, serta memiliki tanduk yang melingkar. Sementara itu, anoa dataran rendah memiliki ekor yang panjang, kaki berwarna putih, dan tanduk kasar.
2. Mirip dengan kerbau
Secara morfologi, anoa memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan kerbau. Karenanya, anoa sering disebut sebagai kerbau kecil atau kerbau cebol. Kedua spesies anoa tersebut merupakan hewan yang masuk ke dalam kategori hewan agresif dan sulit untuk dijinakkan atau dijadikan sebagai hewan ternak. Mereka tinggal di dalam hutan yang tidak terjamah oleh manusia.
3. Hewan yang senang hidup menyendiri
Meski memiliki bentuk yang sekilas mirip sapi dan kerbau, anoa tidak suka hidup berkelompok seperti kedua hewan tersebut. Anoa merupakan hewan yang suka hidup sendiri atau berpasangan. Mereka hanya akan bertemu dengan kawanan atau kelompok anoa lainnya ketika anoa betina melahirkan.
Mamalia yang termasuk hewan hutan hujan ini menyukai tempat tinggal dekat sumber air permanen. Mereka juga menyukai padang rumput yang jarang dihuni. Habitat anoa sendiri berada di hutan, sabana, dan juga rawa-rawa.
4. Masuk ke dalam kategori hewan herbivora
Sama seperti kerbau, anoa merupakan hewan herbivora. Di alam bebas, anoa akan memakan makanan berair, seperti tunas pohon, buah-buahan, umbi-umbian, dan rumput. Anoa menyukai beberapa jenis rumput dan semak, khususnya yang mengandung air.
Seperti halnya binatang lainnya, ia juga memerlukan asupan garam. Biasanya, kebutuhan garam tersebut diperolehnya dengan cara menjilat batu yang mengandung mineral dan garam di alam.
5. Hewan endemik yang dilindungi
Anoa merupakan satwa liar yang masuk ke dalam golongan satwa langka. Karenanya, eksistensi anoa dilindungi oleh Undang-Undang di Indonesia sejak tahun 1931 dan dipertegas dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.
Hewan endemik yang langka ini merupakan satwa yang turut mendiami Kawasan Hutan Lindung Desa Sangginora, Kabupaten Poso.
Sejak tahun 1986 sampai 2007, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan anoa sebagai salah satu jenis satwa yang terancam punah. Jumlah perkiraan populasi anoa saat ini adalah kurang dari 2.500 individu dewasa.
Selama 14-18 tahun terakhir, populasinya di alam terus menurun hingga 20 persen. Dalam lima tahun terakhir, populasi anoa diperkiraan berjumlah 5.000 ekor yang masih bertahan hidup. Hal ini dikarenakan anoa sering diburu untuk kemudian diambil tanduk, kulit, serta dagingnya.
7. Penyebab penurunan populasi
Penyebab utama mengapa populasi anoa terus mengalami penurunan adalah karena adanya kerusakan pada habitat alami anoa akibat pengalihan fungsi hutan. Selain itu, banyaknya perburuan liar yang memburu anoa juga terus meningkat.
Akibatnya, anoa semakin jarang dijumpai di tanah Sulawesi. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin hari, populasi anoa semakin menurun.