Kelewat Bosan, Pria Iseng Pasang Gembok di Penisnya Sendiri
- Pixabay/pexels
VIVA – Semua orang pasti sangat tahu bagaimana rasanya dilanda kebosanan. Apalagi di masa PPKM seperti sekarang.
Biasanya, untuk membunuh rasa bosan, kebanyaan orang akan melakukan hal yang disukainya. Misalnya, maraton nonton program atau drama favorit, bermain gim, atau mencari hobi baru.
Semua itu akan dilakukan hingga kebosanan datang lagi, kan?
Tapi, satu pria yang sedang sangat bosan memutuskan hal yang di luar batas. Hingga pada akhirnya hanya penyesalan yang didapatnya.
Dilansir dari World of Buzz, seorang pria berusia 38 tahun yang tinggal dengan ibunya di Bangkok, Thailand, memutuskan untuk memasang gembok pada penisnya karena merasa bosan.
Namun, keisengannya berujung kesialan ketika dia menyadari bahwa kunci gembok itu sudah hilang. Karena malu, dia memilih untuk tidak bercerita kepada ibunya dan membiarkan saja, tapi rasa sakit di alat kelaminnya menjadi tidak tertahankan karena penisnya mulai membengkak.
Setelah dua minggu menahan rasa sakit, pria itu akhirnya meminta pertolongan kepada ibunya.
Ibunya pun melakukan semua yang bisa dilakukannya untuk menolong sebelum memanggil petugas medis untuk melepaskan gembok dari alat kelaminnya. Dia berpikir pertolongan itu bisa mengakhiri rasa sakitnya, tapi sial, situasinya ternyata lebih buruk dari yang dia duga.
Pria itu pun harus segera dilarikan ke rumah sakit. Sumber dari rumah sakit mengungkap bahwa mereka harus menggunakan pemotong elektrik untuk melepas gemboknya.
Selama operasi yang berlangsung sekitar 30 menit, petugas medis harus memotong lapisan tipis logam di antara gembok dan kulit untuk mencegah cedera yang tidak diinginkan. Air juga disiramkan ke area genital pria itu untuk lubrikasi agar memudahkan prosesnya.
Pria itu dilaporkan terus menjerit sepanjang operasi yang berakhir sukses. Tapi sayangnya, inside itu mengakibatkan penisnya rusak.
"Jika gemboknya dibiarkan lebih lama, infeksinya bisa sangat buruk hingga penisnya bisa membusuk dan mengalami gangren," jelas salah satu petugas penyelamat.
Krim antibiotik dan penisilin diberikan kepada pria itu setelah operasi untuk mengobati infeksinya.
Menurut sang ibu, pria itu adalah orang yang tertutup dan masih lajang. Dia terus berada di rumah selama pandemi karena khawatir dengan situasi di luar.
"Dia mengatakan kepadaku melakukan hal itu karena dia bosan dan dia suka memasukkan sesuatu ke lubang kecil. Aku marah padanya karena mempermalukanku seperti ini dan aku mengatakan kepadanya jangan melakukannya lagi," kata ibunya.