Bolehkah Niat Puasa Arafah di Pagi Hari?
- U-Report
VIVA – Puasa sunah yang dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah, atau tepatnya sebelum Idul Adha ialah puasa Arafah. Puasa ini dilakukan oleh umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekkah.
Puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijjah yang jatuh pada hari Senin, 19 Juli 2021. Puasa Arafah termasuk salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Bolehkah niat puasa Arafah di pagi hari?
Berikut terdapat dua niat yang bisa dilakukan pada malam hari sebelum melakukan puasa, dan juga pada saat pagi hari Ketika sudah melakukan puasa namun lupa akan doa puasa Arafah ini.
Niat puasa arafah pada malam hari sebelum menjalankan puasa
“Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.”
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Niat puasa arafah pada pagi hari (selama belum makan dan minum dari waktu subuh)
“Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.”
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”
Keutamaan puasa sunah Arafah ini sangat bermanfaat bagi umat muslim yang melaksanakannya. Karena ini merupakan suatu amalan yang dianjurkan dilakukan bagi umat muslim.
Berikut beberapa keutamaan melakukan puasa Arafah:
Dapat menghapus dosa 2 tahun
Keutamaan melaksanakan puasa Arafah ini ialah dapat menghapus dosa seseorang selama dua tahun. Dua tahun yang dimaksud ialah dosa tahun sebelumnya dan dosa tahun sesudahnya. Hal ini telah tercantum dalam hadits berikut,
“Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Ibadah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah
Keutamaan puasa Arafah lainnya ialah sebuah amalan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Seperti yang telah tercantum dalam sebuah hadits berikut ini,
“Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah.
Mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah? Beliau menjawab: Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun." (HR. Imam Bukhori).
Melaksanakan Sunnah Rasulullah SAW
Keutamaan puasa Arafah berikutnya yaitu meneladani sunnah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW disebut tidak pernah meninggalkan puasa Arafah. “Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. An Nasa’i dan Ahmad).