Masa Pandemi, 5 Inovasi Kereta Api Ini Bakal Manjakan Penumpang
- IG PT KAI @kai121_
VIVA – Industri kereta api di Indonesia sudah berusia lebih dari satu abad, di mana sejarah perkeretaapian Indonesia dimulai saat pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864.
Kini, industri kereta api Indonesia harus lebih inovatif manfaatkan teknologi digital, apalagi di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Ada lima transformasi digital yang bisa dilakukan oleh industri kereta api Indonesia. Kelima hal tersebut adalah konektivitas, proses bisnis publik maupun layanan khusus (private), data center, digital talenta dan kebijakan.
Inovasi teknologi tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk memberi layanan yang sehat, aman dan nyaman bagi penumpang.
"Saya kira perkeretaan menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam menyelesaikan persoalan (transportasi publik)," ungkap Prof Dr Ir Suhono Harso Supangkat, M.Eng selaku Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hal tersebut diungkapkan Prof Suhono saat menjadi pembicara dalam agenda virtual workshop “Inovasi Digital di Bidang Industri Perkeretaan Indonesia” beberapa waktu lalu.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Ir. Zulfikri menambahkan bahwa agenda workshop tersebut menjadi salah satu bentuk dukungan industri perkeretaan dalam mendorong adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi COVID-19.
"Karena sejalan dengan kebijakan alih teknologi dan pengembangan industri perkeretaapian untuk meningkatkan penguasaan teknologi sarana dan prasarana melalui kerjasama penelitian dengan perguruan tinggi dan lembaga riset," ujar Ir. Zulfikri.
Ketua Riset Program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Fadhil Hidayat mengatakan jika kegiatan tersebut merupakan langkah yang baik dalam menemukan bentuk digitalisasi perkeretaan di Indonesia.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi pada industri perkeretaan saat ini harus dapat berkontribusi dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam melakukan mobilitas.
“Aspek safe and secure harus masuk dalam seluruh layanan perkeretaapian. Para peneliti PIKKC ITB terus berkontribusi dalam menciptakan ekosistem mobilitas di industri perkeretaan dengan melakukan penelitian dan inovasi terbaru, demi terwujudnya pelayanan masyarakat yang lebih baik” kata Fadhil Hidayat.
Sementara itu, Didiek Hartantyo sebagai Direktur Utama PT KAI (Persero) selaku operator dalam transportasi kereta api mengatakan bahwa budaya digital adalah bagaimana membangun cara kerja yang kolaboratif dan PT KAI ingin menerapkan budaya digital keseluruh insan-insan kereta api.
"PT KAI (Persero) telah bekerjasama dengan ITB, bagaimana kita membangun kecerdasan buatan pada area-area video analytic untuk membantu menyelesaikan isu security dan pengelolaan stasiun menuju ke smart station," jelas Didiek.