Ancaman PHK Era Pandemi, Bagaimana Cara Tingkatkan Kualitas Diri?

Ilustrasi PHK.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Di samping jumlah kasus yang kian meroket dari hari ke hari, pemutusan hubungan kerja (PHK) atau status ‘dirumahkan’ menjadi momok tersendiri bagi kalangan pekerja di masa pandemi ini.

Dharma Sebut Bio Weapon untuk Pandemi Selanjutnya Sudah Disiapkan, Gong Kematian Pengusaha Jakarta

Kekhawatiran masyarakat akan kondisi ekonomi mikro dan makro yang tidak stabil tentu menjadi hal yang masuk akal, mengingat tingginya angka PHK sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan sebesar 17.06% perusahaan merumahkan pekerjanya tanpa upah (unpaid leave) guna memangkas biaya operasional sebagai dampak dari turunnya pendapatan saat pandemi.

Hebat! Pria Ini Bantu Ratusan UMKM di Tabalong Bebas dari Rentenir, Begini Caranya

Menghadapi tantangan ini, tentu sudah selayaknya kita mempersiapkan diri untuk selalu bersikap adaptif dengan keadaan yang terus berubah.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan terus mengasah kemampuan kita dalam berbagai bidang yang dapat meningkatkan value dan kontribusi kita dalam pekerjaan yang kita lakukan, seperti keahlian berbahasa asing.

Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun Jadi 7,47 Juta Orang Per Agustus 2024

Keahlian berbahasa asing seperti Bahasa Inggris bisa menjadi aset penting bagi kita untuk stand out di antara rekan kerja lainnya.

“Bertahan di kondisi sekarang itu sudah pasti, tinggal apa dan bagaimana langkah yang kita ambil. Saya pribadi mulai dari belajar Bahasa Inggris, kemudian ditambah dengan melatih soft skill seperti kemampuan presentasi, business meeting, dan lainnya. Menurut saya penting, ya, untuk memiliki kemampuan unik sebagai ‘nilai jual’, apalagi di kantor,” ujar Diva Agustina, Head of Finance and Investment di sebuah perusahaan banking multinasional di Jakarta.

Diva Agustina memilih Professional Skill dari Wall Street English Indonesia sebagai tempat ia belajar. Lebih dari sekedar materi dasar seperti tata bahasa grammar dan kota kasa vocabulary, pembelajaran yang diterima bersifat lebih luas, mencakup juga beragam soft skill yang kini menjadi aset baginya untuk bertahan dan tetap menjadi karyawan yang unggul.

“Saya yakin (kelas) ini adalah investasi terbaik saya, baik secara waktu, tenaga, maupun pikiran. Di samping belajar, saya juga bisa memperluas koneksi dengan rekan belajar lain, yang juga merupakan kalangan profesional. Ga ada kesulitan juga dengan jadwal karena semua flexible, ya. Pastinya saya akan menyarankan kelas ini, baik untuk fresh graduate, jobseeker, hingga profesional lainnya,” tambah Diva.

Memang tidak dapat dipungkiri, Bahasa Inggris yang baik penting untuk menunjang produktivitas dalam pekerjaan. Terlebih jika kita tergabung dalam tim internasional di pekerjaan kita, komunikasi yang terhambat karena faktor bahasa tentu akan menjadi kendala besar di kemudian hari. Siapkah Anda untuk menjadi survivor di masa pandemi ini

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya