Analisis Dibalik Viralnya Video Rebutan Susu Beruang

Ilustrasi susu.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Beberapa waktu lalu, dunia maya dihebohkan dengan video segerombolan orang yang menyerbu produk susu beruang. Hal ini bermula karena kabar yang menyebut susu beruang ampuh melawan COVID-19.

Viral Sosok Rista Junianti Wanita Bersuara Merdu Meski Derita Bibir Sumbing, Komentar Tompi Jadi Sorotan

Padahal, menurut para ahli, Air Susu Ibu lebih efektif dalam melawan virus. Salah satunya studi yang dilakukan oleh tim peneliti di Beijing, China, menguji efek ASI pada sel yang terpapar SARS-CoV-2, yaitu virus penyebab COVID-19 pada akhir September 2020 lalu.

Penelitian ini mendukung studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang meminta ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif meski didiagnosis positif COVID-19. Penelitian tersebut melibatkan 46 ibu menyusui yang terinfeksi COVID-19 tetapi bayinya tidak tertular.

Ojol Cerita Kerasnya Cari Nafkah, Antar Makanan di Tengah Hujan Deras dan Petir Meskipun Ongkosnya Cuma Rp7.200

Lalu terkait video yang beredar, Soegimitro, Pakar Digital Branding memiliki pendapat. Menurutnya, viral video rebutan susu beruang adalah konten kreatif yang berhasil memicu omset sebuah produk.

Ia memiliki dua alternatif atau pendapat tentang video tersebut. Pertama, konten itu sengaja diciptakan untuk menaikkan omset. Soegimitro punya lima alasan. Kesatu, posisi tumpukan susu beruang sudah disiapkan rapi terbungkus di angle kamera, dan ada ruang untuk pemain berebutan. 

Viral! Pengemudi Mobil Geplak Pemotor yang Bermesraan, Hotman Paris Siap Pasang Badan

Kedua, dalam waktu bersamaan banyak orang berlarian datang menyerbu dengan ada yang membawa kereta kosong, dan ada yang brutal mengambil susu. Ketiga, semua orang di video bisa tahu posisi susu beruang dan mereka mendorong keranjang kosong dan tidak membawa belanjaan lain, kameraman pun posisi siap merekam adegan. 

"Keempat, perhatikan orang-orang yang mengambil, apakah wajar mereka membeli susu beruang sebanyak itu tapi tidak mengutamakan belanja kebutuhan lainnya untuk hidup," katanya.

Photo :
  • Ist

Lalu kelima, tidak terlihat orang lain di supermarket itu yang sedang berjalan normal, semua fokus menyerang susu beruang.

Analisis yang kedua, Soegimitro berpendapat konten itu dibuat secara kebetulan. Alasannya, pertama Mereka yang berebut semua adalah langganan supermarket yang biasa membeli grosir untuk dijual lagi atau biasa beli banyak untuk stok rumah tangga. Kedua dan sudah paham lokasi susu beruang Ketiga, susu beruang sudah mulai banyak dicari sebelum video ini kemudian ada karyawan atau pengunjung yang spontan merekam kejadian ini.

"Dampak baiknya adalah orang mempelajari apa khasiat susu beruang, dan mereka merasa ada kecocokan dengan apa yang dibutuhkan saat ini dalam menghadapi pandemi," ujar Soegimitro.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya