Belajar dari Drakor Move To Heaven, Apa Itu Lonely Death?

Move to Heaven.
Sumber :
  • Netflix

VIVA – Kesuksesan drama Korea Netflix, Move to Heaven belakangan ini menjadi perbincangan. Bukan hanya mengangkat cerita yang mengundang emosi sedih saja, serial tersebut juga menceritakan sisi 'lonely death' atau mati sendirian.

8 Drakor Bikin Baper di Tahun 2024: Chemistry Pemainnya Bikin Halu Penonton

Di drakor Move to Heaven, ada beberapa kasus kematian yang butuh waktu lama untuk diketahui orang lain, bahkan bisa sampai berbulan-bulan baru ketahuan.

Kasus semacam ini sering disebut 'lonely death' atau mati sendirian. 'Lonelly death' juga bisa dibilan kematian karena kesepian.

Rekomendasi Drakor 2024 Wajib Ditonton: Dijamin Bikin Kamu Ketagihan Sampai Nggak Bisa Tidur!

Istilah lonely death sendiri sudah tidak asing di Korea Selatan. Di sana kasus lonely death rata-rata dialami mereka yang sudah memasuki usia pensiunan, yakni sekitar 40-60 tahun. Menurut laman Hani.kr, kejadian kematian sendirian di sana juga paling banyak dialami oleh laki-laki.

Berdasarkan data dari Yayasan Kesejahteraan Seoul pada 2016, orang yang berusia 50-59 tahun menyumbang sekitar 524 dari 2.181 dugaan kasus kematian sendirian. Jasad mereka kerap telat diketahui selama berbulan-bulan karena tidak memiliki keluarga atau kerabat dekat yang senantiasa menanyakan kabar.

Redmi 14C Siap Jadi Teman Drakor

Konsep kekeluargaan atau ‘ikatan keluarga’ di Korea Selatan memang jauh berbeda jika dibandingkan dengan Indonesia. Di sana, ada banyak orang dewasa yang memilih memutuskan tali keluarga, atau bahkan diputuskan dari hubungan keluarga. Sehingga, mereka harus tinggal seorang diri hingga akhir hidupnya.

Alasannya cukup kompleks, dari mulai kehidupan individualis, kesenjangan sosial dan gender yang timpang, hingga tekanan akan persaingan hidup yang ketat. Dan hal tersebut merupakan kejadian yang cukup lumrah di sana.

Harworks Kr, salah satu jasa pembersih barang-barang atau pembersih trauma menjelaskan bahwa ada cukup banyak kasus kematian sendirian yang mereka tangani.

Dilihat dari barang-barang milik mendiang, pemicu kematian sendirian dari orang-orang tersebut biasanya adalah depresi.

Mereka kerap menemukan obat anti depresan, botol-botol alkohol, atau bahkan sampah yang berserakan di tempat tinggal korban. Menunjukkan bahwa kondisi mereka memang tengah kesulitan dan tak teratur. Tak jarang, kematian tersebut pun disebabkan oleh bunuh diri akibat depresi dan kesepian yang dialami.

Bukan cuma itu, kasus lonely death juga kerap dialami oleh para lansia. Beberapa lansia di sana terpaksa masih harus bekerja untuk menghidupi diri karena tidak punya siapa-siapa.

Sering kali juga ditemukan kejadian darurat yang menimpa usia lanjut di sana tanpa kehadiran anggota keluarga mereka. Sehingga, cukup banyak angka kematian sendirian yang telat diketahui. Anggota keluarga pun sulit dihubungi, atau bahkan mereka menolak untuk dicari dan berurusan dengan hal ini.

Selain di Korea Selatan, kematian sendirian pada lansia juga paling banyak terjadi di Jepang. Seseorang di atas 65 tahun kerap ditemukan meninggal sendirian karena penyakit tanpa diketahui oleh siapapun termasuk keluarganya.

Fenoma ini jugalah yang akhirnya menjadi salah satu alasan pemerintah Negeri Sakura tersebut membentuk Kementrian Kesepian dan Isolasi pada 12 Februari 2020.

Simak artikel selengkapnya di tautan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya