Baca Al-Quran Sampai Selesai, Wanita Inggris Terpikat Jadi Mualaf

Aisha Rosalie
Sumber :
  • YouTube Ayatuna Ambassador

VIVA – Kisah perjalanan spiritual seseorang menemukan pilihan agama yang akan dianut, seringkali menjadi kisah inspiratif bagi banyak orang. Seperti kisah Aisha Rosalie, wanita asal Inggris ini menceritakan kisahnya, mengapa ia kahirnya tertarik untuk menjadi mualaf dan memeluk agama Islam.

Kisah Mualaf Diego Michiels, Pemain Naturalisasi yang Kritik Timnas Indonesia

"Nama saya Aisha Rosalie, dan ini kisah saya masuk Islam, saya terlahir di Inggris, orang tua saya tidak mengimani Tuhan, saya tidak dibesarkan sebagai Kristen, kami juga tidak pergi ke gereja dan semacamnya," ujarnya memulai perkenalan menceritakan perjalanan spiritualnya lewat Channel YouTube, Ayatuna Ambassador yang diupload sejak 23 Januari 2021.

Aisha menceritakan, tidak ada pemahaman tentang Tuhan dan konsep Pencipta dalam keluarganya. Hingga akhirnya, Aisha melakukan perjalanan ke Istanbul, Turki. Di sana, dia pun mengaku menemukan agama dan Tuhan untuk pertama kalinya. 

Celine Evangelista Makin Dekat dengan Agama Islam, Belajar Banyak dari Umi Pipik

"Saya pergi ke Turki sendiri, saya travelling dan tinggal di sebuah hostel. Saya melakukan hal-hal yang biasa dilakukan Turis dan mungkin Anda sudah tahu," katanya.

Saat melakukan aktivitas layaknya turis, Aisha pun tertarik singgah di Masjid Biru, masjid yang terkenal di Turki. Namun uniknya, sebelum memutuskan masuk ke dalam masjid, Aisha merasa malu lantaran tak berhijab hingga akhirnya ia pergi ke toko kecil untuk membeli hijab. 

Tiru Umi Pipik, Celine Evangelista Bikin Pangling dengan Penampilan Syar'i

"Di Turki ada namanya Masjid Biru, saya ingin ke sana. Jadi saya pergi ke toko kecil, saya ceritakan pada pedagannya tentang keadaan saya dan dia memberi saya hijab yang mudah dipakai." 

Ia pun menunjukkan pada penonton, bahwa hijab yang dia kenakan sama persis seperti yang dia kenakan ketika menceritakan kisah spiritualnya ini. "Yang sedang saya pakai sekarang ini sangat spesial bagi saya. Karena ini yang saya pakai ketika saya masuk Islam."

Melanjutkan ceritanya, Aisha setelah ke toko kecil mendapatkan hijab, ia peri ke Kafe Nero untuk menutupi rambut pirangnya dengan hijab. Awalnya merasa kesulitan menggunakan hijab, tetapi merasa nyaman saat sudah digunakan. 

"Saya pakai dan lihat di cermin, saya pikir yah saya memakainnya bukan untuk fesyen jadi saya pakai dan keluar kafe. Saya mulai perjalanan saya ke Masjid Biru itu sekitar satu setengah jam jalan kaki dari hostel saya."

Di tengah jalan, Aisha putuskan berhenti dan membeli tasbih karena ketika di Istanbul ia sering lihat orang memegang dan memakai tasbih. "Sangat murah sekitar 10 ribuan dan saya cari tahu cara menggunakannya. O baik, 'subhanallah' dan tentu saya tidak tahu cara pengucapannya jadi seperti 'sub ba ha nallah' lalu Alhamdulillah dan Allahuakbar, saya latihan sepanjang jalan di dalam kantong saya melakukannya 33 kali masing masing kalimat tersebut, tasbih itu ada sekitar 33 biji saya bawa dalam perjlananan ke Masjid," kenangnya.

Saat masuk ke dalam masjid Aisha merasa gugup karena khawatir melakukan kesalahan. Namun ia sadar diri, tidak masuk ke dalam tempat sholat karena dia tak tahu bagaimana caranya sholat.  Aisha hanya duduk di lantai dan  terus menggunakan tasbih sekitar satu jam. 

"Saya menikmati berada di sana begitu damai. Saya akhirnya bangun hendak pulang. Adzan mulai terdengar dan saya ingat suaranya nyaring."

Tepat di seberang Masjid Biru ada masjid juga. Sehingga Aisha berada di tengah-tengah masjid besar dengan suara adzan nyaring. 

"Suaranya begitu luar biasa, saya berhenti di jalan dan mendengarkan. Saya tidak bilang Alhamdulillah karena saya belum jadi muslimah saat itu." 

Setelah adzan berhenti, Aisha memutuskan untuk pulang. Namun baterei ponselnya habis. Ia mengaku sempat kesulitan mencari jalan pulang dan sedikit panik. Lalu ia berhenti dan mengeluarkan tasbih sambil membaca Subhanallah, Alhamdulilah, Allahuakbar.

"Dan kemudian saya temukan kembali jalan ke hostel Alhamdulillah. Sampai di hostel saya ambil terejmahan Al-Quran dan mulai membacanya. Sejak saat itu saya lepas hijab sekali dua kali karena saya bukan muslimah."

Namun, katanya, kemanapun ia pergi setelah kembali ke London, hijab tak pernah dibuka saat keluar rumah. "Tidak tahu saya menikmati pakai hijab."

Bukan hanya nyaman mengenakan hijab, Aisha juga mulai memperbaiki penampilannya. Ia juga lebih sering mengenakan busana tertutup.

"Astagfirullah, sebelum jadi muslimah pakaian saya sungguh....ajaran berpakaian sederhana tampak baik bagi saya itu seperti kerendahan hati. Tidak memamerkan, karena saya kira dulu saya suka pamer. Saya menikmati sisi itu dalam diri saya, jadi sederhana dan sopan. Jadi ya saya tetap pakai hijab dan terus belajar agama nonton banyak video di YouTube," kisahnya.

Lewat channel YouTube ia menemukan ada banyak penceramah luar biasa yang membuat Aisha berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan bersyahadat sampai  dia selesai baca Al-Quran.

"Karena saya pikir, bagaimana mungkin saya masuk suatu agama tanpa membaca kitabnya. Jadi saya terus nonton ceramah, belajar, baca buku-buku lain dan juga AL-Quran. Alhamdulillah ketika selesai baca Al-Quran, saya mengucap syahadat sendiri di ruang tamu di malam hari dan Allah sebagai saksinya," katanya.

Aisha mengucap Alhamdulilah, itu terjadi begitu saja dan tidak direncanakan. "Kuasa-Nya untuk memilih perempuan seperti saya dan menjadikannya Muslimah. Alhamdulillah. Begitulah kisah saya mungkin menarik mungkin juga tidak," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya