5 Fakta Go Tik Swan, Sosok di Balik Google Doodle Hari Ini
VIVA – Melalui doodle, mesin pencarian Google kembali menampilkan sosok budayawan asal Indonesia sekaligus pelopor batik Tanah Air, Go Tik Swan. Pria yang juga dikenal dengan nama K.R.T Hardjonagoro ini ditampilkan dalam doodle untuk merayakan ulang tahunnya ke-90.
Dihimpun dari berbagai sumber, budayawan yang pertama kali memperkenalkan batik Nusantara itu lahir pada 11 Mei 1931, di Solo, Jawa Tengah. Google doodle pun menunjukkan tulisan Google yang berbalut motif batik dan didampingi pria yang berdiri dengan memakai baju batik.
Menurut penjelasan di laman resmi Google Doodle, Go Tik Swan adalah sosok ahli seni kuno kontemporer dalam mendesain kain dengan lilin panas. Seni itu saat ini dikenal dengan nama batik. Lantas, siapa sosok Go Tik Swan? Berikut faktanya.
1. Cinta budaya Jawa
Lahir di tengah keluarga produsen batik asal Surakarta, membuat Go Tik Swan mencintai budaya Jawa. Sosoknya tumbuh dengan rutin ke bengkel batik milik kakeknya.
Dari situ, Go Tik Swan kerap mendapatkan pengetahuan budaya Jawa dari pengrajin lokal. Hal itu membuatnya sangat mendalami seni Jawa hingga berminat dalam proses pembuatan batik.
2. Pendidikan
Ambisinya pada kebudayaan leluhur, membuat Go Tik Swan ingin mempelajari lebih jauh. Dengan diam-diam, ia sengaja masuk jurusam Sastra Jawa di Universitas Indonesia.
Tak hanya itu, Go Tik Swan juga begitu menyukai hal yang berkaitan dengan tarian Jawa hingga dalam satu pameran tari disorot oleh Presiden Soekarno. Di sini dimulainya proses pembuatan batik oleh Go Tik Swan.
3. Karya batik pertama
Presiden Soekarno yang mengetahui latar belakang keluarganya, lantas menugaskan Swan untuk membuat gaya batik baru. Di masa itu, batik diharapkan mampu menyatukan bangsa Indonesia kembali.
Swan pun menyanggupi dan memilih pulang kampung demi mendalami segal hal tentang batik. Dengan segenap upaya, Swan pun sukses memenuhi permintan sang Presiden.
Di tahun 1950-an, Swan untuk pertama kalinya memperkenalkan Batik Indonesia dengan memadukan teknik batik daerah. Dari sini, Swan mulai mengembangkan karya batik lain.
4. Karya-karya lain
Dengan tingginya minat pada batik, Swan pun kembali mengembangkan karya terbarunya dengan motif berjudul Kembang Bangah di tahun 1970-an. Makna filosofis di tiap karyanya itu diibaratkan sebagai surat cinta akan jati dirinya.
5. Ahli keris
Kebudayaan Jawa lain yang diminati Swan adalah persoalan keris. Ia pun menjadi ahli keris dan mahir memainkan gamelan.
Pengabdian Swan begitu tinggi hingga mendapat gelar Panembahan Hardjonegoro dari kesultanan Surakarta. Kini, karya batik dan kebudayaan Jawa pun melekat erat pada sosok Swan yang cinta warisan leluhur.