Mengulik Sejarah Hajar Aswad, Batu dari Surga dengan Aroma Unik

Hajar Aswad
Sumber :
  • Islamic landmarks

VIVA – Untuk pertama kalinya, pemerintah Arab Saudi merilis sejumlah foto Hajar Aswad atau Black Stone yang ada di Ka'bah.

Jerman Was-was Serangan Terhadap Muslim Meningkat Usai Insiden Magdeburg

Foto-foto tersebut diambil dengan teknologi Fox Stack Panorama, dengan tingkat kejelasan berbeda untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik dan beresolusi tinggi.

Hajar Aswad memiliki nilai yang penting dalam sejarah agama Islam. Batu Hitam itu dikenal dengan baik oleh sebagian besar umat Muslim, khususnya para jamaah haji.

Wisatawan Muslim Indonesia Makin Mudah Cari Referensi Tur Halal di 4 Negara Ini

Batu ini diyakini oleh umat Islam berasal dari surga, yang ditemukan pertama kali oleh Nabi Ismail. Sementara itu, yang meletakkan Batu Hitam ini di Ka'bah adalah Nabi Ibrahim.

Islamic Land Marks, juga melaporkan hal yang sama. Menurut situs tersebut, Black Stone dibawa dari Jannah atau surga, yang dipersembahkan khusus bagi Nabi Ibrahim untuk ditempatkan di sudut Ka'bah. 

Diaz Adriani dan Ustadz Subki Bahas Harmoni Pernikahan dalam Dunia Bisnis

"Batu hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam" (HR Tirmidzi). 

Konon, dahulu kala batu ini bersinar terang sehingga dapat menerangi seluruh Jazirah Arab. Namun semakin lama, sinarnya makin meredup, hingga akhirnya kini berwarna hitam. 

Selain itu, Hajar Aswad mempunyai aroma yang unik, di mana wanginya yang alami sudah dimiliki sejak awal keberadaannya. Saat ini, Hajar Aswad diletakkan di sisi luar Ka'bah, agar mudah bagi seseorang untuk menciumya. 

Mencium Hajar Aswad, merupakan sunnah Nabi. Hal itu dikarenakan, Nabi Muhammad SAW selalu menciumnya setiap kali melakukan tawaf. 

Batu Hitam ini pernah dicuri dari Ka'bah sekitar tahun 930 M oleh pejuang Qarmatian yang merupakan sekte Syiah Ismaeeli. Mereka menggeledah Makkah, menodai Sumur Zamzam dengan mayat Muslim dan membawa Hajar Aswad ke markas mereka di Ihsaa, Bahrain, di abad pertengahan. Menurut sejarawan Al-Juwayni, batu itu dikembalikan sekitar tahun 952 M dan diletakkan ke lokasi aslinya. 

Namun sayangnya, Hajar Aswad yang semula merupakan batu utuh, karena berbagai peristiwa sejarah, kini Batu Hitam itu terbelah menjadi 8 bagian dengan ukuran yang berbeda-beda, yang ditampilkan pada sebuah batu besar dan terbungkus bingkai perak. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya