3 Tips Atur Keuangan Agar Tetap Hemat Selama Pandemi

Ilustrasi keuangan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Tanpa disadari, alokasi keuangan selama pandemi meningkat lantaran adanya keharusan belanja barang yang berkaitan dengan kesehatan dan kebersihan. Hal ini ternyata membuat beberapa ibu rumah tangga mulai 'kecolongan' dan berimbas pada keuangan yang sulit dikendalikan.

Kao Indonesia melakukan sebuah riset yang kemudian menemukan sebuah fakta bahwa 9 dari 10 ibu-ibu di Indonesia terbiasa menuangkan detergen cair langsung dari kemasan sehingga perlu menggunakan 2 kemasan reguler detergen cair dalam 1 bulan.

Kebiasaan yang mengakibatkan ibu menjadi lebih boros dalam mengeluarkan dana berbelanja detergen. Terlebih bila menilik protokol kesehatan pemerintah yang menyarankan untuk menjaga kebersihan pribadi dan sekeliling kita. 

Pakaian sebagai benda yang melekat dengan tubuh kita sehari-hari tentu perlu mendapatkan perhatian kebersihan ekstra terlebih setelah digunakan beraktivitas luar ruang. Maka tidak dipungkiri selama masa pandemi kegiatan mencuci menjadi lebih sering dan lebih penting, untuk sepenuhnya meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.

Beragamnya perhatian yang perlu diberikan, melahirkan kondisi yang menambah daftar tugas ibu selama masa pandemi.

"Berdasarkan riset IPB, sebanyak 76 persen responden menyatakan alokasi pengeluaran keluarga meningkat salah satunya pada perlengkapan kesehatan dan sanitasi atau kebersihan," ujar Perencana Keuangan Independen, Prita Ghozie, dalam acara virtual baru-baru ini.

Hal ini menunjukkan sikap konsumen yang mengutamakan manfaat dalam memprioritaskan pengeluaran, khususnya yang menyangkut aspek kebersihan dan kesehatan. Agar keuangan keluarga tetap sehat dan stabil, selain mengutamakan manfaat kebersihan dan kesehatan dalam pengeluaran juga disarankan memilih produk dengan efisiensi biaya (cost-efficient) sebagai inisiatif yang perlu dilakukan setiap rumah tangga.”

"Pada masa di mana kita semua menghadapi tantangan hampir di semua lini kehidupan, penting bagi seorang ibu melakukan perencanaan keuangan dengan matang. Perencanaan yang saksama akan membantu kesejahteraan keluarga lebih kondusif," lanjut Prita Gozie.

Anggaran Perjalanan Dinas Dipangkas, Wamenkeu: Realisasi Belanja Kemenkeu Tak Akan Capai 100 Persen

Untuk itu, Prita Gozie memberikan 3 langkah bijak dalam mengatur keuangan selama masa pandemi.

Evaluasi sumber pemasukan

Galbay Pinjol Bikin Hidup Tidak Tenang? Begini Cara Mengatasi Teror Penagihannya

"Misal kita kerja sebagai karyawan, berarti masukan bulanan ada. THR juga, serta bonus. emak-emak juga harus mulai pikir dari invest dan usaha," tuturnya.

Dari evaluasi sumber masukan, maka para ibu bisa mengaturnya ke dalam pos-pos penting untuk jangka pendek dan panjang. Selanjutnya, atur pos-pos itu sesuai prioritas.

BNI Dapat Suntikan Pembiayaan US$600 Juta dari 6 Lembaga Keuangan Asing, Ini Daftarnya

Mengatur prioritas pengeluaran

Living, Saving, dan Playing merupakan tiga pos penting untuk atur prioritas. Living yakni kebutuhan sehari-hari sebesar 50 persen dari pendapatan. Lalu ada saving atau menabung sebesar 30 persen dan playing (hiburan) sebesar 20 persen.

"Untuk memenuhi living dengan bijak, kita harus bisa hemat dalam belanja. Pertama, harus sadar untuk fokus pada manfaat barang. Kemudian, beralih ke produk co-effective. Serta teliti memilik merek yang dibeli," ungkapnya.

Membuat anggaran untuk mencapai tujuan keuangan

Untuk mencapai tujuan keuangan, dimulai dengan fokus pada kebutuhan keluarga. Catat pengeluaran agar lebih mindful atau sadar. Serta, mengatur anggaran bulanan dengan cermat memilih produk yang cost effective.

"Beda harga lima ribu aja, itu bisa kita tabung. Bayangin sehari nabung 5 ribu, sebulan jadi 150 ribu. Itu kan bisa untuk investasi," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya