Heboh, Dokter Zaidul Akbar Larang Konsumsi Produk Susu Sapi

VIVA – Susu diketahui mengandung banyak vitamin yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Jenis susu yang paling umum dikonsumsi adalah susu sapi. Selain mudah didapat, kandungan gizi dalam susu sapi juga disebut baik untuk mendukung pertumbuhan. 

Namun, dokter Zaidul Akbar malah mengungkap hal yang mencengangkan. Menurut dia, kandungan dalam susu sapi justru merugikan tubuh. Bahkan, dr. Zaidul Akbar menyarankan untuk tidak mengonsumsinya. 

Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram, dokter yang kerap dipanggil sebagai ustaz itu dengan tegas melarang konsumsi susu sapi. Apa alasannya? 

"Jangan minum susu sapi. Apapun produk susu sapi, sebaiknya jangan diminum. Ada dua bahan dalam susu sapi yang gak bagus, pertama kasein, yang satunya lagi laktosa. Dua-duanya untuk manusia sulit dicerna," ujarnya dalam video yang diunggah di Instagram @yukbelajarjsr, dikutip VIVA, Selasa 6 April 2021. 

Menurut Zaidul, susu sapi hanya diperuntukkan bagi sapi juga. Lalu, bagaimana dengan manusia? 

"Pernah lihat anak sapi setelah masa susuannya selesai masih minum susu? Gak pernah kan? Saya juga gak pernah lihat. Karena memang susu sapi buat sapi, susu manusia yang namanya ASI buat manusia," tegas dia. 

Lebih lanjut, Zaidul masih memperbolehkan konsumsi susu sapi sesekali, tapi tidak untuk diminum setiap hari. 

"Boleh gak diminum? Boleh sekali, sekali. Nabi minum susu gak? Minum seinget saya. Tapi susunya susu kambing kalo gak susu unta, dan itupun tidak tiap hari. Dan itu pun kambing atau unta yang makan rumput bukan makan pakan," terangnya. 

Nah, bagi wanita yang kerap mengalami masalah saat menstruasi, Zaidul Akbar menyarankan untuk berhenti mengonsumsi produk dairy. 

"Jadi sebaiknya, kalau Anda punya masalah menstruasi, saran saya setop produk dairy, produk susu dan turunannya. Banyak masalah dari situ," kata dr. Zaidul Akbar.

Mendag Budi 3 Strategi Pasar Baja RI Penuhi Kebutuhan Domestik dan Permintaan Ekspor Tinggi

Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengakui, saat ini ketersediaan pasokan baja di dalam negeri masih bergantung pada impor dari luar negeri.

VIVA.co.id

15 Januari 2025