Hari Peduli Sampah, Intip 3 Barang Kece Hasil Daur Ulang

Ilustrasi sampah plastik
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari, seolah mengingatkan kita sebagai masyarakat bumi untuk mampu mengolah sampah dengan baik. Sebab, sampah kerap menjadi masalah yang tak kunjung usai hingga membahayakan lingkungan.

Krisis Iklim Mendesak, Intip 8 Pendekatan Keberlanjutan Langkah Membumi Festival 2024

Permasalahan sampah, dan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama untuk tujuan jangka panjang yakni mencapai climate neutrality (netralitas iklim), atau mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak mungkin hingga mencapai 0 persen emisi pada tahun 2050. Salah satu hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan hal ini adalah dengan mengurangi sampah plastik. 

Hal ini karena proses penguraian sampah plastik dapat melepaskan emisi gas rumah kaca seperti metana, dan etilen. Keduanya mampu menjebak panas di atmosfer dan semakin memperparah pemanasan global. Berikut daur ulang tak biasa dari sampah plastik yang patut diacungi jempol. Simak artikelnya yuk!

Menteri Lingkungan Hidup Ajak Pemerintah Daerah Tuntaskan Permasalahan Sampah

Solar

Get Plastic Foundation menjalankan proyek Get Plastic Learning Center di Badung, Bali, dengan pembuatan satu mesin pirolisis yang mampu mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar solar.

Mantan Kadis LH Tangerang Jadi Tersangka Pencemaran Lingkungan, Pj Walkot: Jalankan Sanksi Administratif

Get Plastic Learning Center yang resmi dibuka pada Juni 2020 memiliki rumah bambu sebagai area serba guna untuk berbagai kegiatan, ada pula ruang kerja yang digunakan sebagai tempat pengolahan sampah plastik dan bengkel pembuatan mesin pirolisis. 

Selain memberikan edukasi tentang sampah plastik, di Get Plastic Learning Center masyarakat juga bisa mendonasikan sampah plastik yang sudah dipilah untuk diolah menjadi bahan bakar solar.

Bahan bakar solar yang terkumpul ini tidak diperjualbelikan, namun disumbangkan kembali ke masyarakat yang membutuhkan seperti digunakan untuk operasional angkut sampah, upacara ngaben, dan lain sebagainya. 

“Harus diakui adanya pandemi membawa tantangan tersendiri. Jumlah donasi sampah plastik tidak sebanyak biasanya karena tutupnya sebagian besar bank sampah di Bali. Namun kami menyiasatinya dengan mengunjungi rumah ke rumah untuk jemput sampah sekaligus tetap memberikan edukasi. Jika biasanya setiap bulan kami bisa mendapatkan kurang lebih 120kg sampah plastik, selama pandemi ini hanya mencapai setengahnya,” tutur Ketua Get Plastic Foundation, Dimas Bagus Wijanarko, dikutip dari keterangan pers Allianz Indonesia.

Eco-fashion

Vania Santoso Co-Founder HeyStartic! sekaligus Ecopreneurship yang fokus dalam bidang daur ulang kemasan makanan dan sak semen untuk menjadi barang-barang eco-fashion seperti tas dan dompet yang telah dipasarkan hingga ke mancanegara.

Hingga kini, sudah ratusan produk eco-fashion yang dijual oleh HeyStartic dan berasal dari produk daur ulang seperti bungkus kopi, sak semen, plastik, serta dus susu. Bahan-bahan tersebut pun ia dapatkan dengan cara yang sederhana.

"Kita ke bank sampah atau kerja sama dengan kontraktor bangunan untuk mengumpulkan bekas kantung semen," ujar dia.

Produknya pun beragam mulai dari clutch, totebag, ikat pinggang, hingga kini mulai merambah homedecor. Ia juga memadupadankan bahan daur ulang dengan kain batik agar ciri khas Indonesia tetap nampak dan tetap bisa mengedukasi konsumen.

"Contohnya kantung semen kita buat jadi clutch yang mirip bahan kulit dan dijadikan taplak meja untuk homedecor. Ada juga tas dari bungkus kopi dimix dengan kaim batik," kata Vania.

Tas

Operation Manager Waste4Change, Annisa Paramitha mengatakan, pemilahan sampah plastik yang bersih tanpa tercampur bahan sampah lainnya, bisa berkualitas baik. Di mana, produk tas ini memanfaatkan setidaknya 30 persen kandungan plastik jenis PET dari botol kemasan bekas pakai.

"Harga plastik PET berkisar di bawah Rp3.000 per kilo nya. Jangan heran proses pemilahan sampah sangat penting karena bisa membuat plastik bernilai sangat mahal dan menjadikannya tas berkualitas baik dan bernilai tinggi," tuturnya.

Dalam rangkaian prosesnya, sampah botol kemasan plastik yang terkumpul akan diproses menjadi serpihan flakes.  Kemudian memasuki fase pencampuran dan pencetakan (moulding) untuk kemudian dilanjutkan ke proses perangkaian menjadi tas multifungsi.

Proses desain dan perangkaian dilakukan oleh Greeneration lndonesia dengan mempertimbangkan estetika dan fungsi, dimana tas ini dapat digunakan oleh pria maupun wanita, menampung barang-barang penting seperti dompet, telepon genggam, kartu-kartu identitas, charger dan kabel, hingga buku catatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya