Modal Rp63 Ribu Jualan Cimol, Wanita Ini Sukses Raup Omset Miliaran

Resika Caesaria, Owner Ratu Cimol Banyumas.
Sumber :
  • Instagram @resikacaesaria

VIVA – Cimol menjadi salah satu makanan ringan yang populer di kalangan masyarakat Tanah Air. Ya, camilan berbahan dasar tepung tapioka ini begitu disukai lantaran teksturnya yang renyah berpadu dengan gurihnya aneka bumbu seperti keju hingga bumbu pedas.

Ini Kronologi Perkenalan Singkat hingga IM Bisnis Berlian dengan Reza Arthamevia

Meski terbilang sederhana, namun siapa sangka berdagang cimol bisa mendatangkan keuntungan bernilai fantastis. Hal ini yang dirasakan oleh Resika Caesaria pemilik usaha Ratu Cimol Banyumas.

Wanita 30 tahun itu memulai bisnis ini sejak masuk SMA. Hal ini lantaran kebutuhan yang harus dipenuhinya selama sekolah, mengingat kala itu sang ayah yang berprofesi sebagai supir harus pensiun karena sudah berusia lanjut.

Final Mekaarpreneur, PNM Siapkan Nasabah Terbaik Terjun di Pasar Digital

“Pas SMA, 16 tahun, bapak memutuskan untuk berhenti kerja. Saat itu kakak saya suruh tetap untuk SMA. Cuma untuk biaya harian, usaha, dagang sendiri. Jadi awal mulanya karena kepepet,” kata dia dalam bincang-bincang virtual tentang edukasi wirausaha M-Class, Rabu, 16 Desember 2020.

Awalnya, dia menjajakan beberapa jenis makanan, mulai dari roti hingga batagor. Namun, sayangnya, usaha yang digelutinya kala itu kurang mendapat respon positif. Lalu suatu hari Resika bertemu dengan seorang pedangan cimol dan bertukar resep cimol dengan batagor yang dikuasainya.

11.11 Big Sale Dorong Peningkatan Produk Terjual Hingga 7,5 Kali Lipat di Shopee Live

“Waktu itu ketemu pedagang cimol, tukeran resep. Saya bikin, bawa ke rumah. Karena cimol jadi makanan baru di tahun 2005. Dulu teman saya yang paling kaya, uang jajanya itu Rp5 ribu. Dari jualan cilok, saya bisa dapat uang saku Rp20 ribu,” ungkapnya.

Resika Caesaria bercerita, awal mula membangun bisnisnya itu, ia hanya bermodal uang sebesar Rp63 ribu. Dia pun harus memutar otak agar bisa memenuhi kebutuhan jualannya kala itu.

“Uang Rp63 ribu saat itu pas-pasan. Mau buat beli apa dulu, peralatan enggak cukup. Jadi saya gunakan beli bahan baku. Gimana caranya, berpikir meminimalisir kerugian. Dari bahan baku stok yang enggak mudah expired, misalnya tepung. Rp63 ribu bahan baku buat produk biar produk itu harus balik untung, enggak hanya balik modal dulu,” jelas dia.

Hingga saat ini, ia pun sudah bisa menjalin kemitraan dan bisa menghasilkan omset hingga Rp2 miliar setiap tahunnya.

“Untungnya saya balik ke modal, lama-lama berkembang. Di total usaha kita perputaran pusat Rp2 M dalam setahun dari Rp63 ribu selama 15 tahun,” bebernya.

Meski mendapatkan omset yang terbilang fantastis hanya dengan berjualan cimol. Namun, ia mengaku tetap menyisihkannya untuk kegiatan sosial. Yang mana kata dia, omset sebesar 70 persennya itu digunakan untuk pengembangan bisnis dan 30 persen lainnya digunakan untuk kegiatan sosial

“Sosial itu buat franchise gratis didaftarkan HAKI, ada biaya. Buat franchise itu butuh uang Rp3-4 juta, tapi ini digratiskan untuk para mitra khusus tertentu. Untuk mitranya sendiri ada kriterianya, misalnya penghasilannya kurang atau pengangguran. Nanti mereka dapat modal gratis gerobak, perlengkapan bahan baku awal, produk retur kita kasih,” ujar dia.

Dia menjelaskan hal itu dilakukannya lantaran berkaca pada pengalamannya ketika sekolah. Yang mana dari awal berjualan cimol itu bisa membantunya hingga bersekolah ke tingkat perguruan tinggi.

“Awal bisa kuliah lewat cimol bisa tolong saya. Jadi saya pikir gimana orang lain bisa tertolong dengan cimol. Saya buat program matang. Setelah berjalan, kalau dulu yang penting bisa menolong. Kalau bisnis besar, banyak. Tapi yang membesarkan tidak banyak dan yang berbagi keuntungan juga enggak banyak,” kata Resika Caesaria.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya