Bantu Tangani COVID-19, Kemenristek Cari Peneliti Berkualitas
- Freepik/freepik
VIVA – Dengan adanya pandemi virus corona atau COVID-19, membuat fungsi penelitian menjadi semakin esensial. Dibutuhkan lebih banyak peneliti untuk membantu Indonesia keluar dari pandemi ini, guna penemuan obat dan vaksin yang efektif dan aman. Belum lagi, kebutuhan farmasi dan bidang kesehatan lain.
Menyadari kebutuhan tersebut, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), menyelenggarakan program Ristek/BRIN Kalbe Science Awards (RKSA) 2021, sebagai upaya memperkuat hilirisasi penelitian di Indonesia.
Baca juga: Diklaim Efektif, Vaksin COVID-19 Pfizer Timbulkan Efek Samping
Program RKSA 2021, merupakan program pemberian dana penelitian bagi para peneliti di Indonesia dengan tema kesehatan, farmasi, pangan fungsional, teknologi informasi atau life science.
Acara RKSA kali ini dihadiri langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN, Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Inovasi Indonesia Expo (IIE) 2020 yang diadakan oleh Kemenristek/BRIN.
"Indonesia harus bertransformasi, dari resource driven economy kepada innovation driven economy, di mana percepatan pemulihan perekonomian nasional harus berbasis pemanfaatan teknologi, dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju melalui pemanfaatan inovasi dan teknologi," ujarnya saat peluncuran RKSA 2021, Selasa 10 November 2020.
Bambang melanjutkan, kunci utama penguatan inovasi adalah melalui sinergi triple helix. Di mana peneliti, inovator, akademisi, dunia usaha maupun komunitas perekayasa teknologi dan pemerintah, mendukung pelaksanaan riset serta menghasilkan produk inovasi yang secara bertahap menjadikan bangsa Indonesia dapat mandiri.
"Terutama menghadapi dan mencegah meluasnya pandemi COVID-19, sekaligus memberikan solusi bagi berbagai masalah, terutama di bidang kesehatan, ekonomi dan pendididikan," lanjut dia.
Direktur PT Kalbe Farma Tbk., Vidjongtius, mengatakan program ini merupakan hasil kolaborasi dalam meningkatkan hilirisasi penelitian di bidang kesehatan yang sekaligus memperkuat kolaborasi antara Akademisi, Industri, Pemerintah dan Komunitas Penelitian lainnya.
"Hilirisasi penelitian akan turut berkontribusi positif dalam peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat dan peningkatan nilai ekonomi nasional," kata dia.
"Kami berharap melalui program RKSA ini bisa mendukung produk-produk penelitian yang siap dihilirisasi, khususnya penelitian dengan TRL di atas 5. Dengan demikian, RKSA dapat merangsang para peneliti untuk lebih giat lagi menterjemahkan hasil penelitian menjadi produk atau barang atau jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," tambah Prof. Dr. Amin Subandrio, PhD, Sp.MK, Ketua Dewan Juri RKSA 2018-2020.
Baca juga: Efektif 90 Persen, Ini Teknologi Vaksin COVID-19 dari Pfizer
Pada kesempatan yang sama, juga dipaparkan 5 hasil penelitian penerima dana penelitian RKSA 2018 - 2020 yang telah melewati proses monitoring dan evaluasi oleh dewan juri sebagai bagian dari penutupan program RKSA 2018-2020.
Nantinya, dana penelitian akan diberikan kepada proposal terbaik yang telah dipilih oleh Dewan Juri RKSA 2021, dan diharapkan hasil penelitian tersebut dapat mencapai proses hilirisasi untuk menjadi produk atau layanan yang dapat dinikmati oleh masyarakat.