Dulu Polwan Kini Bintang Porno, Raup Bayaran Fantastis Rp1,9 M
- MDWFeatures/Calea Toxic
VIVA – Seorang mantan polisi wanita mengungkap caranya selama tujuh tahun bekerja ganda. Ia mengaku, saat siang hari bekerja di kepolisian dan malam sebagai model seksi dan bintang porno yang berperan menjadi dominatrix.
Mantan komisaris polisi yang cantik itu mengklaim dia terinspirasi oleh pekerja seks dan pelacur yang dia temui saat bekerja sebagai polisi. Sarah Keller, dari Duisburg, Jerman pertama kali menghadiri pesta fetish dengan seorang teman pada tahun 2011.
Baca Juga: Gadis Desa Ubah Nasib Jadi Bintang Porno Tersukses Abad Ini
Meskipun bekerja di kepolisian, dia tertarik pada jenis seks BDSM yakni dengan adegan perbudakan antara 'korban' dan sang dominan.
“Saya merasa betah bekerja sebagai polisi dan itu pasti pekerjaan yang bagus, tetapi ada sesuatu yang hilang. Saya ingin melakukan hal-hal dalam hidup yang benar-benar memberi saya senangi. Dalam kehidupan pribadi saya, saya selalu menyukai BDSM. Ini memberi saya perasaan yang memuaskan untuk memimpin orang dan melatih kekuatan," ungkap Sara, dikutip dari laman Daily Star, Jumat, 9 Oktober 2020.
Jadi, selama tujuh tahun, polisi seksi itu menjalani kehidupan ganda. Dia memerangi kriminal pada siang hari sebelum mengenakan pakaian lateks dominatrix seksi di malam hari dan mulai bekerja pada klien.
Ketika dia menjadi polisi, Sarah sering menyelidiki kejahatan seks dan berbicara dengan para pelacur. Para wanita akan berbagi cerita dan memicu keinginan Sarah untuk bergabung dengan adegan fetish.
Sayangnya, profesi malam Sarah akhirnya terkuak ketika foto-foto tidak senonoh dikirim di sekitar kantor polisi di WhatsApp. Jadi, pada 2017, Sarah berhenti dari pekerjaannya dan mulai bekerja sebagai dominatrix dengan nama Calea Toxic.
Dia muncul di studio dominatrix di seluruh Eropa, dapat disewa untuk pemotretan dan menawarkan layanan seks ala BDSM untuk pria kaya. Ditambah lagi, Sarah bahkan membantu pasangan untuk bereksperimen dan mencoba fantasi tabu mereka.
"Bermain game dengan pakaian lateks, cambuk dan perbudakan memungkinkan saya menghilang ke tempat yang sama sekali berbeda. Bagi saya, uang bukanlah bagian terpenting mengapa saya melakukan apa yang saya lakukan. Saya ingin mengejar pekerjaan saya secara mandiri dan karena motivasi saya sendiri,” ucapnya.
Meskipun demikian, Sarah menghasilkan jauh lebih banyak daripada yang dia dapatkan sebagai komisaris polisi, yakni Rp 1,9 miliar. Sarah bergurau bahwa selain uang, perbedaan mencolok dari profesinya kini dan dulu ada pada seragam.