Soroti LGBT, UAS: Itu Bukan Pemberian Tuhan

Ustaz Abdul Somad (UAS)
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Lesbian, gay, biseksual dan transgender atau LGBT sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Ada yang menerima, tapi tak sedikit juga yang menolak dengan alasan bertentangan dengan ajaran agama.

Khalid Akui Dirinya Gay setelah Foto Pribadi Tersebar di Media Sosial

Terkait Hak Asasi Manusia (HAM), para pelaku LGBT berharap bisa diterima di tengah-tengah masyarakat. Lalu, bagaimana pandangan agama Islam sendiri mengenai LGBT, yang berharap bisa dihormati dan dihargai terkait HAM?

Baca Juga: Tampilkan LGBT di Video Musik, Andika Mahesa: Rindu Hak Setiap Manusia

UAS soal Hukuman Menerima Serangan Fajar di Pilkada: Masuk Golongan Dosa Besar

Pendakwah kondang, Ustad Abdul Somad, turut angkat bicara mengenai hal ini. Dalam salah satu kajiannya, pendakwah yang akrab disapa UAS itu bercerita mengenai sejarah homoseksual.

"Setelah dilakukan penelitian, ternyata ribuan tahun yang lalu monyet sudah homo. Jadi, kalau ada yang mengatakan bahwa puncak peradaban manusia adalah homo LGBT, maka monyet lebih tahu lebih dulu tentang LGBT," ujarnya dalam YouTube Pengajian Ceramah, dikutip VIVA, Kamis, 8 Oktober 2020.

UAS Kampanye Akbar di Tapsel: Saya Bersaksi Edy-Hasan Orang Baik untuk Memimpin Sumut

UAS berpandangan, jika LGBT dikaitkan dengan HAM, maka merujuk pada sejarah LGBT sendiri, ulama 43 tahun itu menyimpulkannya sebagai berikut.

"Kalau LGBT dikatakan adalah HAM, maka monyet layak dapat HAM. Sakit hati? Berarti LGBT," kata ustad itu bercanda.

Kemudian UAS turut mengomentari orang-orang yang mengatakan bahwa LGBT merupakan salah satu pemberian dari Tuhan. Pria lulusan Al-Azhar, Mesir, itu meluruskan anggapan tersebut.

"Ada orang berkata LGBT adalah given, pemberian Tuhan. Kalau pemberian Tuhan, maka sama antara LGBT di Mesir, di Indonesia, sama di Bangkok, Thailand. Tapi yang terjadi sekarang, LGBT di Thailand lebih banyak daripada di Mesir. Itu menunjukkan itu bukan pemberian Tuhan tapi tumbuh di masyarakat," kata dia.

UAS mengatakan, jika LGBT tumbuh dan dididik di tengah masyarakat yang keras, maka kepribadian tersebut tidak akan terbentuk. Lain hal jika sinyal itu dibiarkan tumbuh begitu saja.

"Maka kalau keras, dia tidak akan tumbuh. Maka kita harus keras dalam masalah ini. Anak-anak kita, naudzubillah, lingkungan kita, kalau sudah nampak bakat-bakat dia melambai, dia harus didik keras. Buat latihan karate, salat subuh berjamaah, muhasabah, ceramah, abis itu latihan silat. Jadilah laki-laki perkasa," seru Ustad Abdul Somad dengan lantang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya