Peduli Lingkungan, Rara Sekar Olah Sampah Organik Jadi Pupuk Kompos

Rara Sekar
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Sampah plastik masih menjadi permasalahan besar negeri ini. Mirisnya, Indonesia menempati peringkat dua, sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia, setelah China. 

Selain Hemat, 5 Hal Ini Bisa Dilakukan di Rumah Buat Melestarikan Lingkungan

Turut berupaya mengurangi sampah plastik di Indonesia, musisi Rara Sekar, menunjukkan aksi kepeduliannya, dimulai dari hal sederhana. Salah satunya dengan memilah sampah organik yang ada di rumahnya, yang nantinya diubah menjadi pupuk kompos. Bagaimana caranya? 

"Yang pasti intinya harus dipilah dulu. Setelah dipilah, mungkin buat rumah-rumah tangga yang baru mulai, sebenarnya saya menyarankan membeli composter," ujarnya saat Peluncuran Kampanye Re.juve Cares, yang digelar virtual, Senin 5 Oktober 2020. 

Hari Keberlanjutan Sedunia, Gotong Royong Bersihkan Sampah di Pantai Bali

Baca juga: Dari Daun Kubis Hingga Paruh Burung, 5 Bentuk Masker Ini Bikin Melongo

Lebih lanjut, wanita yang juga seorang peneliti itu menjelaskan bahwa composter itu semacam ember bekas cat, yang sudah didesain agar bisa menampung air, yang nantinya menjadi cairan pupuk hasil dari composting tersebut. 

Keresahan di Balik Munculnya Inovasi Pelepah Pinang

"Bisa dibeli online, tapi di beberapa komunitas. Tapi di toko-toko curah, di sekitar rumah saya di Bogor, itu juga dijual," lanjut dia. 

Intinya, sampah-sampah organik tersebut dipilah, kemudian dimasukkan ke dalam ember composter, dengan komposisi 60 persen sampah berwarna cokelat dan 40 persen hijau. 

"Artinya, hijau itu sampah organik yang segar. Jadi misalnya kulit buah atau sisa-sisa sayur atau makanan. Tapi kalau bisa jangan masukkan tulang ayam, yang hewani tidak dimasukkan, jadi full nabati," kata dia. 

Kemudian, masukkan sampah yang berwarna cokelat, misalnya daun kering, kertas yang tidak mengandung plastik dan stiker, atau bisa juga kardus polos, yang tidak ada tintanya. 

"Kalau bisa tiap beberapa hari sekali dibuka lalu diaduk-aduk supaya ada udara yang masuk. Sebenarnya itu tinggal didiamkan saja, lalu biasanya setelah 3 bulan, dia akan menjadi kompos, jadi bisa dipanen. Tapi hati-hati biasanya, harus berkenalan dengan hewan-hewan yang ada di dalam composter itu. Jadi, jangan kaget," kata Rara Sekar memperingatkan.

Sampah plastik di laut.

Dari Sungai hingga Laut, Dampak Polusi Plastik pada Ekosistem Perairan

Polusi plastik adalah masalah kompleks yang membutuhkan solusi lintas sektor. Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan sektor informal.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024