Gabung Social Commerce Bisa Jadi Solusi Keuangan di Masa Pandemi

Ilustrasi keuangan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Pandemi virus corona telah mengubah banyak kebiasaan manusia. Salah satunya kita lebih banyak berinteraksi secara online. Mulai dari bekerja, bersosialisasi, hingga berbelanja.

Literasi Keuangan Syariah Masih 39,11 Persen, Prudential Syariah Gencarkan Edukasi di Bulan Ramadan

Sebenarnya, hal ini bisa dijadikan kesempatan untuk membuka lapangan pekerjaan, terlebih buat kamu yang turut terdampak pandemi ini.

Baca Juga: WHO: Virus Corona Akan Hilang Lebih Cepat dari Flu Spanyol 1918

Anjlok 30,19 Persen, Setoran Pajak Februari 2025 Baru Rp 187,8 Triliun

CEO The Shonet Indonesia (Theshonet.com), Elisabeth Kurniawan, menjelaskan salah satu cara untuk menggerakan perekonomian nasional bisa dilakukan melalui transaksi digital. Oleh karena itu, bergabung dengan social commerce bisa menjadi pilihan.

"Konsumen akan mendapatkan komisi setiap kali berhasil membuat temannya (referral) membeli produk yang ada di koleksinya. Koleksi atau produk yang dibagikan konsumen ke teman-teman mereka adalah koleksi produk resmi dari brand-brand yang sudah bergabung menjadi merchant," ujarnya saat peluncuran social commerce fashion and beauty Theshonet.com, lewat rilis yang diterima VIVA, Selasa, 25 Agustus 2020.

Ramadan dan Lebaran Jadi Peluang, Begini Cara UMKM Kelola Keuangan dengan Cerdas!

Menurut Elisabeth, kita bisa menggunakan program afiliasi untuk menggerakan ekosistem social commerce. Sebagai contoh, jika Kamu mengajak orang jadi anggota (member) kemudian orang itu berbelanja di social commerce tersebut, maka kamu akan mendapat komisi.

"Bahkan komisi penjualan tersebut bisa langsung diuangkan. Sehingga semakin banyak yang diajak untuk berbelanja, tentunya komisi yang diterima akan semakin banyak," lanjut dia.

Lebih jauh, Elisabeth menjelaskan, cara ini bisa menjadi solusi untuk bertahan di tengah pandemi virus corona atau COVID-19, karena mobilitas masyarakat menjadi terbatas. Jika didukung dengan konsep milenial, Elisabeth optimis cara ini dapat mendukung brand lokal.

"Jadi, di masa pandemi ini kita bersama-sama bisa meningkatkan perekonomian digital. Semakin banyak yang bergabung, akan semakin memberdayakan UMKM untuk tumbuh," kata Elisabeth Kurniawan.

iilustrasi kaya raya

Berapa Penghasilan yang Dibutuhkan untuk Masuk Kelas Menengah Atas? Benarkah Harus Miliaran Rupiah?

Sebenarnya berapa besar penghasilan yang harus dimiliki untuk mencapai kategori ini? Apakah benar seseorang harus memiliki miliaran rupiah?

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2025