Ritual Malam Satu Suro Museum Pusaka TMII
- VIVA/ Kenny Putra
VIVA – Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah selalu memiliki makna dan cerita di baliknya. Momen malam menjelang 1 Muharam oleh masyarakat Jawa disebut juga dengan malam Satu Suro. Satu Suro selalu diidentikan dengan sejumlah hal. Satu di antaranya ialah pemandian benda pusaka, seperti keris yang dilakukan di Museum Pusaka, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Peringatan malam Satu Suro sendiri diawali dengan kirab dan keesokannya dilanjutkan dengan memandikan benda pusaka seperti keris atau yang dikenal dengan istilah jamasan. Peringatan malam Satu Suro sendiri sudah dilakukan di TMII sejak tahun 1993.
Selain membersihkan keris koleksi museum pusaka, pihak pengelola museum juga menerima keris koleksi pribadi masyarakat yang ingin ikut dibersihkan.
"Untuk kegiatan hari ini, kan sebenarnya kalau orang Jawa ada namanya penjamasan dalam arti bulan yang baik buat orang Jawa untuk membersihkan pusaka. Dalam arti percaya isinya itu harus dibersihkan, biar yang di dalam betah (nyaman) tidak menghilangkan," kata Kasie Umum Museum Pusaka, M Andi Azis, Kamis 20 Agustus 2020.
Baca Juga: #TanyaDokter: Bagaimana Cara Menghitung Masa Subur Agar Cepat Hamil?
Andi menuturkan, keris dengan usia beragam ini sebelumnya telah diminyaki lebih dulu. Selanjutnya, proses pemutihan dan pewarangan.
"Untuk yang jamas bulan suro ini volumenya lebih banyak, ada 400 pusaka. Satu orang ada yang bawa dua sampai tiga keris," tambahnya.
Sebelum melakukan jamasan benda pusaka, biasa pada malam Satu Suro diawali dengan prosesi kirab di kawasan TMII. Namun di tengah pandemi COVID-19, prosesi kirab dilaksanakan secara virtual.
"Karena COVID-19, kegiatan semuanya jadi daring. Kecuali jamasan. Kirab sendiri sebenarnya kita lakukan di tanggal 9 yang lalu, baru video nya disiarin semalem," tutur Andi.