Wow, Kursi Berusia 300 Tahun Terjual hingga Rp20 Miliar
- https://nypost.com/
VIVA – Apa yang kalian pikirkan ketika melihat sebuah kerangka kursi? Apakah berminat untuk membelinya dengan harga fantastis? Sepertinya tidak juga. Namun belum lama ini, empat kerangka kursi berhasil ditawar dalam acara lelang dengan harga fantastis yakni sebesar 1,4 juta dolar atau Rp20,6 Miliar.
Dilansir dari laman New York Post, kursi tersebut diketahui berusia 300 tahun. Kursi berusia ratusan tahun itu diketahui dibuat pada tahun 1778 untuk adik laki-laki raja Prancis, Louis XVI. Sontak saja harga untuk empat kerangka kursi yang ditawar dalam lelang tersebut membuat pihak lelang terkejut.
Mereka bahkan tidak membayangkan kalau kursi ratusan tahun tersebut bisa ditawar dengan harga 1,4 juta dolar. Juru lelang Prancis Artcurial hanya memperkirakan kursi itu akan laku dilelang dengan harga maksimal 550 ribu dolar atau sekitar Rp8,1 miliar.
Tetapi dua kursi berlengan dan dua kursi biasa akhirnya terjual empat kali lipat dari jumlah itu setelah perang penawaran yang tidak terduga, kata rumah lelang tersebut.
Baca juga: 7 Alasan Tidak Bisa 'Basah' Saat Berhubungan Seks
Artcurial tidak mengungkapkan siapa yang membeli furnitur tersebut, yang telah berpindah tangan beberapa kali dan dijual oleh seorang kolektor Swiss.
Dilaporkan furnitur ratusan tahun itu dibuat oleh ahli perajin Georges Jacob dan pematung Jean-Baptiste-Simon Rode untuk Charles Philippe, Pangeran Artois yang menjadi Charles X, untuk ditempatkan di kamar tidurnya di Château de Bagatelle. Namun sayang saat Revolusi Prancis pangeran itu dipenggal dan semua furnitur itu disita.
"Kursi-kursi itu adalah salah satu contoh paling berani dari kreativitas dan keunggulan pengrajin di layanan istana kerajaan," kata rumah lelang tersebut.
"Meskipun hanya bingkainya, furnitur bersejarah berada dalam kondisi pelestarian yang luar biasa," kata Artcurial.
Nilai 3 Artefak Langka Zaman Majapahit yang Dicuri Capai Rp 46 Miliar
Tiga artefak langka dari zaman Majapahit dicuri orang dan dijual di New York, Amerika Serikat. Saat ini sudah dikembalikan ke Indonesia.
