3 Trik Pastikan Hewan Qurban Sudah Mati, Jangan Sampai Jadi Haram

Kambing qurban Idul Adha
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Daging qurban, jika salah dalam menangani, dapat berubah dari barang yang halal menjadi haram. Hal itu disampaikan Direktur Halal Center Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Nanung Danar Dono S.Pt., M.P, Ph.D.

Menurut dia, salah satu penyebabnya, adalah ketidaksabaran petugas penyembelihan hewan kurban.

"Kalau hewan sembelihan itu belum mati karena disembelih tetapi dipotong-potong, bisa jadi dagingnya menjadi tidak halal," ungkap Nanung dalam liris yang diterima VIVA.

Nanung menegaskan, jika hewan belum mati namun sudah dipotong kakinya, atau dipotong ekornya, atau malah dikuliti, artinya kita memotong kaki binatang atau memotong ekornya, atau mengulitinya hidup-hidup.

"Hewan bisa kesakitan, dan mati bukan karena disembelih, namun karena kesakitan yang luar biasa," ujar Nanung yang juga dosen pada Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fapet UGM.

Baca juga: Aktif Instagram Lagi, Pose Anggun Hana Hanifah Guncang Warganet

"Karena itu, lanjut Nanung, sebelum menguliti, petugas yang menangani penyembelihan hewan kurban harus memastikan, bahwa hewan itu sudah benar-benar mati karena disembelih,” jelasnya.

Untuk memastikan bahwa hewan itu sudah mati atau belum, dapat dilakukan pengecekan melalui 3 titik refleks yaitu refleks mata, refleks kuku dan refleks ekor.

Beda Pandangan Kemenag dan MUI Soal Produk Tuak dan Wine Dapat Sertifikat Halal

Pertama, mengecek refleks mata dengan menggunakan ujung jari untuk menyentuh pupil mata. Jika masih bereaksi atau berkedip, artinya sarafnya masih aktif dan hewannya masih hidup.

Namun jika sudah tidak bereaksi lagi, artinya hewan mati. Kedua, mengecek refleks ekor sebagai salah satu tempat berkumpulnya ujung-ujung saraf yang sangat sensitif.

Kemenag Tetap Yakin Penamaan Wine dan Donat Tuyul Tetap Halal Meskipun Bertentangan dengan Peraturan

"Setelah hewan disembelih dan diam saja, kita pencet batang ekornya. Jika ia masih bereaksi, itu artinya sarafnya masih aktif dan hewannya masih hidup. Namun jika hewan tidak bereaksi ketika dipencet-pencet batang ekornya, artinya ia sudah mati," jelas Nanung.

Baca juga: Galeri Video Seksi Hana Hanifah, Tampil Imut dan Menggoda

Terapkan Ekosistem Halal dari Hulu ke Hilir, Dexa Medica Diapresiasi Kemenperin

Ketiga, mengecek refleks kuku sebab hewan sapi, kerbau, unta, kambing, dan domba adalah hewan berkuku genap (ungulata). Di antara kedua kuku kaki hewan-hewan tersebut, terdapat bagian yang sangat sensitif.

"Tusuk pelan bagian itu menggunakan ujung pisau yang runcing. Jika masih bereaksi, artinya hewannya masih hidup. Namun, jika diam saja, artinya ia sudah mati," jelas dia.

Selain memerhatikan tiga refleks tersebut, harus diperhatikan juga dalam menyembelih hewan ternak harus memotong tiga saluran pada leher bagian depan.

"Proses penyembelihan yang benar harus memotong tiga saluran, yaitu saluran nafas (kerongkongan), saluran makanan (tenggorokan), dan pembuluh darah (arteri karotis dan vena jugularis)," imbuh Nanung.

Baca juga: Semprot Mendikbud, Emak-emak Montok Ini Makin Ngetop

Lebih jauh, Nanung menjelaskan bahwa perlu juga dipahami penanganan sebelum dan sesudah penyembelihan. Sebelum menyembelih, katanya, pastikan bahwa pisau sudah diasah setajam mungkin.

Amati kondisi visual ternak seperti postur, keadaan wajah (khususnya mata), lubang hidung, dan saluran reproduksi.

"Penting juga untuk mengistirahatkan ternak sebelum disembelih. Hewan yang stress karena kelelahan atau ketakutan akan mengakibatkan kualitas daging menjadi turun," ujar Nanung. (day)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya