Biadab, Ada Festival Pembantaian Ratusan Paus dan Lumba-lumba di Eropa

Laut berubah merah di Kepulauan Faroe saat pembantaian paus dan lumba-lumba
Sumber :
  • Sea Shepherd UK/Triangle News

VIVA – Sebuah pemandangan mengenaskan terjadi belum lama ini di Kepulauan Faroe saat lautan berubah warna menjadi merah layaknya tumpahan darah. Sangat menyedihkan dan terkesan biadab kala 252 paus bersirip panjang dan 35 lumba-lumba sisi putih Atlantik dibantai hanya dalam sehari.

Uskup Paskalis Syukur dari Bogor Tolak Diangkat sebagai Kardinal oleh Paus

Pantai Sandvik seolah menjadi saksi bisu dari pembantaian grindadrap yang merubah warna air laut Atlantik layaknya ombak darah.

Para aktivis menjelaskan di Facebook bahwa mamalia "dibunuh di Kepulauan Faroe Denmark setelah pod besar ditemukan di Sandvik (fjord yang dangkal)”, seperti yang dilansir The Sun.

Israel Disebut Selipkan Rencana Pindahkan Paksa Warga dengan Menyerbu Gaza Utara

Korban Tewas di Gaza Hampir 42 Ribu pada Satu Tahun Perang Israel

"Ini adalah pembantaian grindadrap yang terorganisir pertama tahun 2020, setelah berhenti berburu untuk menghindari pertemuan besar karena COVID-19.

Baca juga: Harga Murah Daster Catherine Wilson hingga Ahmad Dhani Gebuki Haters

"Kapal Gembala Laut mungkin dilarang memasuki perairan Faro, tetapi setiap tahun relawan kami ada di sana untuk mendokumentasikan pembantaian lumba-lumba dan paus yang sedang berlangsung."

Foto-foto mengerikan dari hewan-hewan yang terperangkap dan dieksekusi mendorong seorang pencinta binatang yang marah. "Mengapa mereka masih membantai makhluk-makhluk luar biasa ini. Membuatku muak terus menerus," ungkap Sue Owens, aktivis pencinta binatang.

"Mengapa orang melakukan ini? Manusia adalah virusnya," jelas aktivis fauna lainnya, Susanna Blythe Saidi.

Juru kampanye, Kenul Rza meminta hampir 140.000 orang untuk menandatangani petisi online yang menyerukan kepada Perdana Menteri Kepulauan Faroe, Bárður á Steig Nielsen, untuk menghentikan festival pembunuhan lumba-lumba dan paus Denmark.

Baca juga: VIDEO: Kronologi Anang-Ashanty Nyaris Tertipu 'Sultan Jember'

Kenul menulis di Change.org: "Sudah bertahun-tahun Denmark diizinkan menjalankan tradisi biadab dan tak berarti yang melibatkan pembantaian brutal terhadap lebih dari 800 lumba-lumba dan paus setiap tahun”.

Para pemburu mula-mula mengelilingi paus pilot dengan setengah lingkaran perahu. Lalu mereka mendorong paus dan lumba-lumba perlahan-lahan ke teluk atau ke dangkal fjord.

Ketika seekor paus berada di air dangkal, sebuah kait ditempatkan di lubang semburnya sehingga bisa terseret ke darat.

"Ini terjadi setiap tahun di Pulau Faroe di Denmark. Dalam pembantaian ini peserta utamanya adalah remaja muda. Mamalia yang cerdas ini tidak mati seketika dan menderita kematian yang lama di perairan bernoda merah,” jelas Kenul.

"Tolong bantu untuk mengakhiri pembantaian yang tidak perlu dan mengerikan ini!" tegas Kenul. (day)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya