Kelamaan Main Game, Remaja Ini Divonis Stroke Otak

Ilustrasi bermain game online.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Apa saja aktivitas yang kamu lakukan selama pelaksanaan karantina di rumah saat wabah COVID-19? Ada sebagian dari kita yang memanfaatkan waktu untuk melakukan hal produktif misalmya membuat kerajinan, membuat makanan hingga berolahrga.

Tapi tidak sedikit juga dari kita yang mengisi waktu kosong selama masa karantina COVID-19 dengan bermain game seharian. Kalau kamu salah satu orang yang gemar menghabiskan waktu untuk bermain game selama karantina, mungkin ada baiknya mulai menghentikan kebiasaan tersebut. 

Mengapa? Sebab, belum lama ini seorang remaja usia 15 tahun di China harus dilarikan ke rumah sakit setelah tiba-tiba pingsan di rumahnya. Remaja ini bernama Xiaobin dari Nanning, China.Dilansir dari laman World of Buzz, remaja itu diketahui tidak dapat menggerakkan lengan dan tangan kirinya. 

Baca Juga: #TanyaDokter: Aturan Minum Obat Hipertensi Vs Kolesterol

Xiaobin pingsan setelah bermain video game selama 22 jam sehari di kamarnya selama sebulan saat terjadi lockdown akibat pandemi COVID-19 di China. Gara-gara kebiasaan buruk itu, menyebabkan para siswa harus belajar di rumah. Sayangnya orang tuanya juga tidak mengetahui kegiatan remaja itu selama di kamar. 

Ketika orang tuanya bertanya apa yang dilakukan anaknya itu, Xiaobin hanya mengatakan dia melakukan pembelajaran kelas secara online.  

“Dia menutup jendela dan mengunci pintu. Kami tidak tahu apa yang dia lakukan di sana. 
Saya melihat percakapan online-nya dengan teman-teman.  Dia mengatakan dia tidak cukup istirahat dan tidur paling banyak dua jam sehari," kata orangtuanya kepada wartawan.

Baca Juga: Untung Banyak dari 4 Kuliner Viral di Tengah Wabah COVID-19 

Stroke: Bukan Hanya Urusan Lansia, Anak Muda Juga Perlu Waspada

Xiaobin saat ini menjalani perawatan di rumah sakit tetapi masih belum jelas apakah ia akan sepenuhnya pulih. Dr Li, seorang spesialis otak di rumah sakit, mendiagnosis Xiaobin terkena stroke otak. Li menambahkan bahwa ini terjadi karena bermain video game secara berlebihan dan kurang tidur.

Stroke sendiri terjadi karena kurangnya nutrisi dan istirahat, sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen untuk mencapai otak. 

SMP Negeri 8 Tangsel Lockdown Buntut Merebaknya Kasus Cacar Air dan Gondongan

Selain efek fisik jangka panjang pada tubuh Anda, itu juga dapat memengaruhi Anda secara psikologis. Menurut Unity Point, kecanduan video game dapat menyebabkan seseorang mudah marah, cemas atau depresi sehingga memengaruhi kinerja seseorang di sekolah atau di tempat kerja.

Baca Juga: Viral Bakso Lobster di Pontianak, Pembelinya Antre

Skrining Kesehatan Bisa Deteksi Diabetes Hingga Kolesterol Tinggi, Harus Cek Berapa Bulan Sekali?
Ilustrasi sakit pinggang.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Faktor obesitas atau berat badan dan bertambahnya usia, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Hal lainnya adanya cedera lama dan mengangkat beban berat.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024