Niat Libuaran, Perancang Busana ini Malah Karantina di Wilayah
- Ist
VIVA – Sjamsidar Isa atau yang akrab disapa Tjammy berniat untuk berlibur ke Kawasan Ekonomi Morotai. Namun pandemi COVID-19 buat Tjammy dan suaminya justru menjalani kehidupan di sana selama hampir dua bulan. Berada di wilayah yang terhampar dengan segala keindahan alam, justru buat Tjammy makin giat bekerja.
"Sudah banyak yang saya lakukan di Morotai, sampai bekerja pun di sini. Saya meeting online dengan teman-teman di Cita Tenun Indonesia, dengan teman teman Direktorat Perlindungan Kebudayaan, sampai Ikatan Perancang Mode Indonesia," kata Tjammy saat berbincang dengan wartawan melalui telepon baru-baru ini.
Awalnya mereka memutuskan hanya seminggu untuk menghabiskan waktu di sana. Rupanya, keadaa saat ini buat mereka memutuskan untuk tinggal sementara. Mereka menikmati masa kerja yang terasa seperti liburan di tempat tersebut.
“Mengapa kami memilih Morotai? Karena di sini pantainya sangat indah, pasirnya putih, airnya jernih, dan punya pesona seperti di Maldives. Kami begitu jatuh cinta dengan pulau-pulau di sini, khususnya Pulau Dodola," ujar Tjammy.
Bukan hanya bekerja dari wilayah tersebut, Tjammy melakukan gerakan nyata untuk Morotai. Ia berkoordinasi dengan banyak pihak untuk tetap bisa membantu para tenaga medis yang ada di sana. Baru-baru ini Tjammy menyerahkan bantuan berupa APD.
Baca juga: Begini Kondisi Bali Pasca Ditinggal Turis Asing?
"Kita membahas banyak project, termasuk bantuan yang kita bisa berikan kepada tenaga medis, garda terdepan yang menangani virus corona. Oleh karenanya, kemarin melalui IPMI kami menyerahkan bantuan perlengkapan APD kepada Kabupaten Pulau Morotai agar para tim medis bisa terlindungi saat menangani pasien COVID-19," katanya.
Selama ini mereka menetap di D'Aloha Resort. Dari pengalaman sejauh ini, mereka dan orang-orang di sana tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga jarak, rajin cuci tangan dan mengenakan masker. Mereka kini merasa Morotai sebagai rumah keduanya.
“Bahkan hubungan yang kami rasakan dengan tim pengelola bukan hanya sekedar tamu dan pengelola, saya bersama suami seperti sudah berteman akrab dengan mereka. Mungkin ini juga yang membuat Morotai menjadi tempat yang tak membosankan, karena kita sebagai makhluk sosial, ‘interaksi’ tak bisa dihilangkan begitu saja dalam menghadapi wabah ini," katanya.