Ngeri, Pemburu Badak Dicabik dan Dimakan Hidup-hidup Kawanan Singa
- healthyfoodhouse.com
VIVA – Perburuan satwa liar adalah kejahatan yang dapat membahayakan komunitas lokal, populasi satwa liar dan lingkungan. Hal ini didorong oleh perdagangan gelap pasar hewan yang sangat menggiurkan. Namun, sejumlah aktivis lingkungan, kelompok pembela hak-hak hewan dan lembaga pemerintah menyerukan untuk mengakhiri semuanya.
Salah satu yang mengancam adalah perburuan badak, karena tanduk hewan ini sangatlah berharga. Tanduk badak kerap digunakan dalam pengobatan tradisional China, dan dipandang sebagai simbol untuk menunjukkan kesuksesan dan kejayaan.
Sibuya Game Reserve yang terletak di provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan, merupakan rumah bagi banyak hewan, termasuk singa, badak, gajah, kerbau dan macan tutul.
Selama beberapa tahun terakhir, banyak pemburu liar yang mengincar hewan-hewan itu. Namun, insiden yang terjadi pada 2018 mungkin bisa menjadi peringatan untuk para pemburu tersebut. Yaitu, ketika sekelompok orang sedang mencoba untuk berburu badak, sekawanan singa melahap mereka.
Diyakini ada tiga laki-laki, karena penyelidik menemukan tiga pasang sepatu dan sarung tangan, tetapi sangat sedikit dari jasad mereka yang tersisa.
Nick Fox, pemilik taman, percaya bahwa ini karena pemangsa memiliki waktu berjam-jam untuk 'pesta', karena pemburu dimakan hidup-hidup antara malam 1 Juli dan dini hari 2 Juli 2019.
"Satu-satunya bagian tubuh yang kami temukan adalah satu tengkorak dan satu panggul. Yang lainnya benar-benar hilang," kata Nick, dilansir Healthy Food House, Jumat, 13 Maret 2020.
Dia menduga, insiden itu terjadi sekitar jam 4.30 pagi pada tanggal 2 Juli 2019. Ketika itu, salah satu anjing anti perburuan liar di sana memberi peringatan. Namun, diabaikan oleh pawang anjing, karena ini adalah perilaku khas anjing di saat pagi hari.
Kemudian, pada hari yang sama, salah satu penjaga menemukan sisa-sisa darah, dan mereka segera melaporkannya ke polisi.
"Kami tidak tahu identitas mereka, tetapi senjata api telah diambil oleh polisi dan akan dikirim ke laboratorium balistik untuk melihat apakah senjata tersebut telah digunakan dalam perburuan sebelumnya," kata juru bicara kepolisian, Kapten Mail Govender.
Pihak kepolisian meminta bantuan kelompok pencari dan menggunakan helikopter untuk mencari orang yang selamat, tetapi mereka tidak menemukannya.