2 Remaja Ini Temukan Aplikasi Teknologi Nano untuk Properti dan Pangan

Alicia Chan dan Aileen Bachtiar
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Teknologi nano masih belum popular di Indonesia dan masih dipandang sebelah mata. Padahal teknologi nano dapat memberikan kemudahan bagi manusia untuk hidup lebih baik di masa depan.

Cerdas! Prasanti Widyasih Sarli Gunakan AI untuk Meningkatkan Ketahanan Bangunan di Indonesia

Teknologi nano merupakan teknologi yang menggunakan skala nano atau sepersemilyar dengan sifat material pada ukuran nano atau atom. Jika suatu material dibuat dalam ukuran nano, maka akan memungkinan terciptanya material dengan sifat-sifat baru yang luar biasa.

Meskipun masih awam bagi kebanyakan orang Indonesia, namun tidak bagi dua remaja putri Indonesia yaitu Alicia Chan (15 tahun) dan Aileen Bachtiar (16 tahun). Siswi kelas 11 Jakarta Intercultural School ini, melakukan penelitian teknologi nano saat mengikuti sekolah musim panas di Columbia University dan University of Pennsylvania, Amerika Serikat pada bulan Juli 2019 selama 21 hari.

Perjalanan Inspiratif Dr Irmulansati, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama di UMB

Nah beberapa waktu lalu, bertempat di @America, Mall Pacific Place Jakarta Selatan, mereka memaparkan tentang temuan teknologi nano yang dapat diterapkan di properti dan pangan.

Diakui Alicia, sejak kecil dia memang selalu tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan sains. Dari kegiatan itu, dia mengaku bisa mendapatkan hal-hal baru saat melakukan penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, tapi faktanya masih banyak orang yang hidup dalam garis kemiskinan. Selain itu, perkembangan teknologi di Indonesia masih tertinggal jauh dari negara tetangga.

Menginspirasi Lewat Aksi, Glafidsya Annual Awards untuk Apresiasi Kaum Disabilitas

"Pada saat mengikuti sekolah musim panas di Columbia University, saya merasakan perbedaan yang sangat jauh di pemanfaatan teknologi, padahal pemanfaatan teknologi bisa sangat membantu kehidupan masyarakat,” ujar Alicia lewat rilis yang diterima VIVA.

Selama di Columbia University ada satu penilitian yang menarik perhatian Alicia yaitu Superhydrophobicity, penilitian yang membuat sebuah benda memiliki permukaan anti-air. Salah satu hasilnya adalah cairan spray Superhydrophobicity, jika disemprotkan ke suatu benda maka benda tersebut akan memiliki tekstur nano seperti daun lotus.

Nama teknik ini adalah Biomimicry, dimana karakteristik organisme (lotus) ditiru untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari. Aplikasi dari cairan spray Superhydrophobicity ini dapat diaplikasikan ke segala permukaan apapun sebagai anti bocor, salah satu contohnya atap rumah.

“Saya menggunakan konsep penelitian Self-assembling monolayer, sebuah permukaan bisa dibuat sangat anti-air sehingga setetes airnya bisa menggumpal ke bentuk bola dan berlari ke bawah dengan mudah, sama seperti permukaan teflon. Tujuan saya bereksperimen dengan konsep ini adalah saya dapat membantu masyarakat kurang mampu yang atap rumahnya bocor. Selain praktis dan efektif, teknologi ini bisa bertahan sangat lama,” tambah Alicia.

Sementara Aileen Bachtiar menemukan bentuk alternatif lain pengawet makanan yaitu Nanopartikel Perak untuk pembuatan minuman anggur. Aileen sejak lama tertarik dalam bidang makanan dan minuman. Pada saat belajar tentang teknologi nano di University of Pennsylvania, Aileen kagum dengan potensi aplikasi teknologi nano di bidang makanan.

“Saya banyak melakukan riset dan akhirnya memulai penelitian fermentasi anggur," ujar Aileen.

Aileen mengatakan, sulfit yang saat ini banyak digunakan untuk pengawet anggur memiliki efek berbahaya dalam jangka panjang bagi kesehatan seperti hipotensi dan bronkospasme. Tapi, lanjut Aileen, target penelitiannya adalah menemukan bentuk alternatif pengawet lain yang efektif sebagai pengganti sulfit, sehingga dapat mengurangi etek berbahaya bagi kesehatan. "Nanopartikel Perak mempunyai properti anti-bakteri untuk membunuh kuman bahaya pada proses fermentasi anggur,” ujar Aileen.

Solusi Nanopartikel Perak (yang dibuat dari ion perak)juga bisa diterapkan pada makanan atau minuman lain. Seperti pada kemasan makanan yang dapat meningkatkan umur simpan makanan, pada obat(farmasi) yang dapat memungkinkan penyerapan obat oleh tubuh manusia menjadi lebih maksimal. Dari sebuah riset telah terbukti bahwa Nanopartikel Perak aman dikonsumsi.

Dari penelitian Alicia dan Aileen telah dibuktikan bahwa teknologi nano bermanfaat bagi kehidupan karena kemampuannya untuk meningkat efektivitas dalam berbagai bidang. Penerapan teknologi ini akan memberikan nilai lebih bagi kehidupan manusia.

Agung Wicaksono

Agung Wicaksono Menginspirasi dengan Pendekatan Ini untuk ITB

Agung optimistis bahwa dengan semangat keberagaman ini, ITB dapat mencapai posisi di 150 besar universitas dunia

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024