Mengenang Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan dengan Banyak Karya
VIVA – Salah satu sastrawan terbaik Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, merayakan ulang tahun yang ke-95 hari ini, Kamis 6 Februari 2020. Meski sudah meninggal pada 30 April 2006 lalu, sosoknya masih diingat oleh masyarakat Indonesia.
Banyak karya yang telah ia hasilkan. Bahkan meski sudah meninggalkan dunia ini beberapa tahun silam, baru-baru ini salah satu karyanya sukses dibuat film layar lebar, yaitu Bumi Manusia.
Sedikit mengenang Pramoedya, sosok yang dianggap sebagai salah satu pengarang paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia itu, lahir di Blora, Jawa Tengah, pada 6 Februari 1925.
Sastrawan yang akrab disapa Pram ini, merupakan anak sulung. Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan sang ibu, penjual nasi. Pria dengan nama asli Pramoedya Ananta Mastoer ini menempuh pendidikan di Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya, Jawa Timur.
Setelah lulus, Pram bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta selama masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pada masa kemerdekaan, ia mengikuti kelompok militer di Jawa. Ia berhasil menulis cerpen dan buku, sepanjang kariernya di militer.
Pada tahun 1948-1949, Pramoedya pernah dipenjara oleh Belanda di Jakarta karena dianggap membangkang. Namun, meski berada di balik jeruji besi, ia mampu menciptakan banyak tulisan.
Selama hidup, pria yang meninggal di usia 81 tahun itu telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing. Novelis ini juga sudah mendapat banyak penghargaan.
Beberapa karya yang telah berhasil ia ciptakan di antaranya, Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), Rumah Kaca (1988), Jejak Langkah (1985), Gadis Pantai (1987), Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 1 (1988), Jang Sudah Hilang (2004), The Fugitive (1950), Bukan Pasar Malam (1951), Cerita dari Blora (1952), dan masih banyak lagi.
Â