Mau Kariermu Sukses? 3 Mindset Ini Harus Diubah
- Freepik/freepik
VIVA – Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas di bidang tertentu sesuai dengan jabatan yang disandang. Jika kamu memiliki kompetensi, tentu saja ini akan membawa manfaat tersendiri, terutama untuk perkembangan karier.
Dengan memiliki kompetensi, kamu akan lebih dipercaya atasan untuk menjalankan tugas tertentu. Dan ini akan berdampak baik untuk kariermu ke depan. Namun sayangnya, berkompeten di salah satu bidang, tidak semudah yang dikatakan.
Meski semua orang diyakini memiliki kemampuan di bidang tertentu, ada beberapa faktor yang menjadi penghambat sehingga Kamu tidak bisa mengembangkan kompetensi yang ada di dalam diri kamu.
Ditemui VIVA saat peluncuran kampanye English First (EF) Ambassador 2020, di CoHive Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 5 Februari 2020, Psikolog Klinis Dewasa yang juga bergerak dalam psikologi pendidikan, Tara Adhisti De Thouars, mengungkapkan ada beberapa mindset yang harus Kamu ubah untuk meningkatkan kompetensi. Apa saja?
Harus keluar dari zona nyaman
Ini adalah hal yang paling susah dilakukan oleh semua orang. Ada ketakutan dan pemikiran-pemikiran yang membuat seseorang susah untuk keluar dari zona nyaman, seperti ketakutan kemungkinan adanya penyesalan setelah mengambil keputusan tersebut, apakah pekerjaan atau hal yang akan dikerjakan kelak bisa membuatnya nyaman, atau malas keluar dari situasi yang sudah membuatnya nyaman.
Padahal, jika dilakukan, belum tentu ketakutan-ketakutan tersebut akan terjadi. Itu hanya mindset yang mendominasi otak kita. Untuk itu, cobalah untuk keluar dari zona nyaman jika ingin berkompeten dalam pekerjaanmu.
Menantang diri sendiri
Setiap org pasti punya kemampuan dan bisa belajar, jadi jangan pernah takut untuk menantang diri sendiri. Kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak akan pernah tahu kompetensi yang ada pada diri kita.
Dengarkan kata hati
Kebanyakan orang tidak mau mendengar kata hatinya, karena rasa takut mengambil alih. Jadi, kita memutuskan untuk tidak mendengar kata hati. Padahal, ini penting dilakukan untuk menunjang kompetensi.