Alasan Kenapa Bulan Februari Cuma Sampai Tanggal 28 dan 29
- VIVA/ Lutfi Dwi Pujiastuti
VIVA – Sudah menjadi rahasia umum, kalau sebagian besar bulan Februari hanya berakhir hingga tanggal 28. Hanya di tahun-tahun kabisat saja, kita bisa menikmati bulan Februari hingga tanggal 29. Dan tahun kabisat ini hanya bisa kamu rasakan setiap 4 tahun sekali, termasuk di tahun 2020 ini. Tapi, pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa tanggal di bulan Februari hanya sampai 28 saja ya?
Dilansir dari Mental Floss, hal ini dikarenakan bagi orang-orang Romawi, bulan adalah suatu renungan. Pada abad ke-8 SM, mereka menggunakan kalender Romulus, yaitu kalender 10 bulan yang mengawali tahun libur pada bulan Maret (dengan titik balik musim semi) dan berakhir pada bulan Desember. Januari dan Februari bahkan tidak ada.
Martius: 31 hari
Aprilius: 30 hari
Maius: 31 hari
Junius: 30 hari
Quintilis: 31 hari
Sextilis: 30 hari
September: 30 hari
Oktober: 31 hari
November: 30 hari
Desember: 30 hari
Jika dijumlahkan, jumlah harinya hanya 304 hari. Saat itu, musim dingin merupakan periode tanpa bulan yang tak bernama dan tidak terlalu dipedulikan. Para petani menggunakan kalender sebagai jadwal panen mereka. Namun bagi mereka, musim dingin tidak berguna dan tidak layak untuk dihitung.
Raja Numa Pompilius menganggap itu sebagai hal bodoh. Mengapa menggunakan kalender jika seperenam tahunnya tidak dipakai? Untuk itu, pada tahun 713 M, ia mengubah kalender dengan 12 siklus bulan dalam setahun, dengan rentang sekitar 355 hari, dan menambahkan bulan Januari dan Februari. Kedua bulan tersebut akhirnya ditambahkan pada bulan akhir kalender, sehingga Februari menjadi bulan terakhir pada tahun itu.
Tapi tak ada kalender Romawi yang tak luput dari takhayul kuno. Bangsa Romawi memercayai bahwa angka-angka genap tidak membawa keberuntungan, jadi Numa mencoba membuat jumlah tanggal setiap bulannya menjadi ganjil.
Tetapi untuk mendapatkan 355 hari, harus ada satu bulan yang genap. Februari akhirnya dipilih, mungkin karena itu menjadi bulan terakhir dalam daftar. Atau seperti yang dikatakan oleh Cecil Adams bahwa jika harus ada bulan yang sial, lebih baik buat bulan yang singkat. Pada akhirnya, kalender Numa berakhir seperti ini:
Martius: 31 hari
Aprilius: 29 hari
Maius: 31 hari
Iunius: 29 hari
Quintilis: 31 hari
Sextilis: 29 hari
September: 29 hari
Oktober: 31 hari
November: 29 hari
Desember: 29 hari
Ianuarius: 29 hari
Februarius: 28 hari
Setelah beberapa tahun berlalu, kalender satu tahun dengan 355 hari mengalami ketidakcocokan, musim dan bulan menjadi tidak selaras. Akhirnya pada masa Julius Caesar, ia memutuskan untuk memperbaharui kalender lagi. Caesar menyelaraskan kalender dengan matahari dan menambahkan beberapa hari sehingga akhirnya dalam satu tahun berjumlah 365 hari. Februari, yang saat itu menjadi bulan terakhir, disimpan selama 28 hari.