Pawang Ular Tewas Digigit King Kobra, Panji Petualang Disalahkan?
- YouTube/Panji Petualang
VIVA – Seorang pawang ular yang meninggal gara-gara digigit king kobra peliharaannya di Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, menghiasi pemberitaan media massa. King kobra tersebut sangat agresif dan memiliki ukuran yang sangat besar. Bahkan, king kobra ini mirip dengan Garaga, milik Panji Petualang yang populer.
Pria berusia lanjut itu tewas setelah digigit, karena bermain-main dengan ular berbisa tersebut. Dari video yang beredar, pawang ini terkesan mempermainkan king kobra peliharaannya hingga membuatnya marah.
Usai digigit, si pawang tidak lantas melakukan pertolongan pertama. Dia membiarkannya begitu saja, bahkan masih berinteraksi dengan orang-orang di sekitar yang menyaksikan aksinya bermain-main dengan king kobra.
Atas kejadian ini, Panji yang populer lantaran kerap memamerkan aksinya bersama Garaga, king kobra agresif dan berukuran sangat besar miliknya di channel YouTube Panji Petualang, turut disalahkan. Hal ini lantaran aksinya yang mampu menaklukkan king kobra, dinilai jadi referensi untuk ditiru orang lain.
Melalui channel YouTube-nya, Panji Petualang pun memberikan penjelasan dan klarifikasi. Menurutnya, banyak content creator lain yang membuat konten tentang animal, bukan dirinya saja. Namun beruntung, Panji memiliki banyak subscribers sehingga bisa populer seperti sekarang dan dijadikan acuan ketika ada kasus serupa.
"Content creator animal di Indonesia itu sangat banyak. Yang menangkap king kobra, yang me-review king kobra, itu bukan cuma Panji. Ada banyak sekali content creator yang serupa dengan Panji," ujarnya di channel Youtube Panji Petualang, dilihat VIVA, Selasa, 28 Januari 2020.
Menurut Panji, pawang itu meninggal dunia, yang pertama karena telatnya penanganan. Jadi ketika digigit, pawang itu tidak langsung melakukan pertolongan pertama, ia malah masih berkomunikasi dengan rekannya. Padahal, pertolongan pertama harus langsung dilakukan karena dapat menolong nyawa si korban.
"Faktor keduanya adalah tidak adanya anti-bisa king kobra di rumah sakit di setiap daerah di Indonesia. Karena memang, anti-bisa di Indonesia hanya ada satu anti-bisa untuk mengobati tiga gigitan ular, yaitu kobra biasa, ular tanah, dan ular welang," kata dia.
Panji juga turut menjelaskan, kalau kontennya tidak diperuntukkan untuk anak-anak, karena mengandung banyak adegan yang semestinya tidak ditonton anak di bawah umur. Panji dan timnya pun mengatur, agar videonya dibuat bukan untuk anak.
"Berarti anak kecil di bawah usia 10 tahun tidak bisa mengakses YouTube saya. Dari mana mereka (anak kecil) melihat Garaga sama saya? Berarti dari handphone yang memiliki email orangtua. Dalam artian, ketika mendaftar email menggunakan umur yang dituakan," jelas Panji.