Cerita Pilu Petugas Medis Wuhan, Dimaki dan Diludahi Pasien

Pemerintah China tutup kota Wuhan gara-gara virus Corona
Sumber :
  • NY Times

VIVA – Hari ini, Sabtu, 25 Januari 2020, seluruh masyarakat etnis Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek 2571. Tahun Baru Imlek ini umumnya menjadi momen yang membahagiakan lantaran dapat berkumpul bersama dengan keluarga besar.

Pemerintah China Berusaha Melakukan 'Konfuniasisasi' Islam di Tiongkok?

Namun, hal tersebut tidak bisa dirasakan oleh para petugas medis di Wuhan, China. Mereka harus bekerja tanpa kenal lelah dan tanpa pamrih untuk merawat pasien yang terjangkit virus Novel Corona 2019 atau virus corona (nCov2019).

Mengingat wabah virus corona yang muncul sejak akhir tahun 2019 ini sudah memakan puluhan korban jiwa. Virus yang berasal dari wilayah Wuhan ini telah menjangkiti 830 warga dan menewaskan 26 orang sejak pertama ditemukan pada Desember lalu.

Tisu Mice Berubah Jadi Nano, Intip Strategi Azkia Diva Hadapi Gempuran Banjirnya Produk China

Namun, nampaknya tidak semua orang tahu bagaimana menghargai petugas medis yang telah bekerja keras untuk menangani pasien yang terjangkit virus ini. Diketahui dari yang terjadi di Shijiazhuang, Hebei.

Seorang warganet China membagikan tangkapan layar dari percakapan yang mereka lakukan dengan seorang temannya yang bekerja di rumah sakit.  

Trump atau Harris, Siapa yang Akan Lebih Menguntungkan bagi Tiongkok?

Dia tidak diizinkan untuk mengambil liburan selama Tahun Baru Imlek karena mereka membutuhkan semua staf medis. Staf medis mengatakan kepada temannya bahwa dia menemui seorang pasien yang sedang demam di rumah sakit, sehingga dia dengan ramah memberinya masker untuk mencegah infeksi silang dengan pasien lain.  

Ada banyak orang sakit di rumah sakit. Karena Anda sakit dan sistem kekebalan tubuh Anda lemah sekarang, jadi ini masker untuk dikenakan agar Anda tidak sakit,” ucapnya kepada sang pasien dikutip dari laman World of Buzz, Sabtu, 25 Januari 2020.

Tiba-tiba, pria itu marah dan melempar benda ketika staf medis itu memberinya masker. Dia meludaginya dan berteriak padanya, mengatakan tidak membutuhkan masker.

"Aku sudah sakit. Apa gunanya memakai masker sekarang? Jika aku tidak bisa hidup lagi maka kalian semua akan mati bersamaku juga," kata pria itu.

Diyakini pria itu marah karena ada kekurangan sumber daya medis. Staf medis mengatakan kepada temannya bahwa dia menangis untuk pertama kalinya dalam kariernya dan harus dikarantina di rumah sakit setelah itu.

Namun, dia tetap optimis dan mengatakan bahwa pria yang meludahi dia mungkin sedang demam biasa.

Selain itu, ada juga unggahan viral yang beredar di Weibo, yang mengatakan bahwa seorang dokter di Wuhan memiliki pengalaman serupa. Rupanya, dokter mengatakan bahwa keluarga pasien marah dan merobek pakaian pelindung dokter.  

Mengapa kamu memakai alat pelindung? Jika aku akan mati maka kita semua akan mati bersama!” ucap pasien itu.

Warganet ngeri ketika mereka melihat ini dan mengkritik pasien yang tidak tahu berterima kasih tersebut. Mereka mengatakan bahwa seharusnya para pasien harus menghargai apa yang dilakukan staf medis dan mengatakan bahwa yang ia lakukan adalah sikap yang sangat buruk.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya