Lagu Gong Xi Gong Xi Khas Imlek Punya Sejarah Kelam dan Tragis

Ilustrasi Tahun Baru Imlek.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

VIVA – Perayaan Tahun Baru Imlek akan segera diperingati beberapa hari ke depan. Sejumlah pusat perbelanjaan belakangan juga banyak memutar lagu khas Gong Xi Gong Xi. Sepintas lagu ini terdengar sangat riang dan gembira. 

Dilema Air Minum Dalam Kemasan

Selain itu liriknya juga berisi tentang selamat dan harapan yang baik untuk semua orang. Tapi tahukah kamu, lagu ini awalnya bukan dimaksudkan untuk merayakan Tahun Baru Imlek. 

Berdasarkan lirik, mereka telah menyebutkan sambutan musim semi untuk beberapa kali. Misalnya, pada bagian "Angin musim semi yang hangat akan membangunkan bumi", dan  "menantikan berita musim semi".

Meriahkan Tahun Naga Kayu di Jakarta, Bank Mandiri Ajak Nasabah dan Mitra Rayakan Imlek

Ini mungkin tampak sedikit ambigu, tetapi liriknya tidak menyebutkan satu hal pun tentang Tahun Baru Imlek. Orang-orang salah mengira lagu ini sebagai sambutan musim semi karena Tahun Baru China biasanya disebut sebagai Festival Musim Semi.

Baca Juga: Ade Rai Ungkap Cara Latih Arya Permana Turunkan BB 110 Kg

Festival Imlek dan Cap Go Meh di Tabanan Bali Berlangsung Meriah

Lagu itu tertanggal tahun 1945 ketika China memenangkan Perang Tiongkok-Jepang Kedua (WW2). Menurut Britannica, Perang Tiongkok-Jepang Kedua pecah pada tahun 1937 ketika China memulai perlawanan skala penuh terhadap pengaruh Jepang dan ekspansi di wilayahnya.

Dikutp laman World of Buzz, selama periode itu, Pembantaian Nanjing (juga dikenal sebagai Pembantaian Nanking) telah terjadi, menewaskan sebanyak 300.000 warga sipil Tiongkok dan menyerahkan pasukan hanya dalam beberapa minggu. Di atas pembantaian itu, komandan Jepang Matsui Iwane telah memerintahkan untuk memperkosa puluhan ribu wanita.

Sebuah surat kabar yang menggambarkan "Kontes Untuk Mengurangi 100 Orang" - sebuah kompetisi brutal di mana dua tentara Jepang saling menantang untuk membantai sebanyak mungkin orang. Dalam berbagai peristiwa, China menerima bantuan dari luar menjelang akhir periode perang. Selain itu, Jepang akhirnya menyerah pada 2 September 1945 setelah pemboman atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Meskipun 'gong xi' berarti selamat, tetapi asal usul lagu tersebut, yang disusun oleh Chen Gexin pada tahun 1945, sebenarnya dimaksudkan untuk merayakan pembebasan Tiongkok dan kekalahan Jepang pada akhir Perang Tiongkok-Jepang Kedua.

Chen Gexin adalah seorang penulis lagu dan komposer musik Tiongkok yang terkenal. Selama masa perang, ia dipenjara oleh Tentara Kekaisaran Jepang karena membuat lagu-lagu patriotik.

Setelah menanggung semua kesulitan dan siksaan, Tiongkok telah memenangkan perang dan dia menyusun lagu ‘Gong Xi Gong Xi’. Ada yang mengatakan dalam lagu, Chen menggunakan kunci minor karena biasanya mewakili kesedihan dan kesepian karena digunakan sebagai peringatan bagi para prajurit dan orang-orang yang dikorbankan dalam perang. 
 

Festival Kue Bulan.

Mengintip Festival Kue Bulan Paduan Budaya Nusantara-Tionghoa, Ternyata Sudah Ada 3000 Tahun Lalu

Festival Kue Bulan, dikenal juga sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur, merupakan salah satu perayaan paling penting dalam budaya Tionghoa selain Tahun Baru Imlek.

img_title
VIVA.co.id
20 September 2024